ABATANEWS – Sejumlah universitas mulai menerapkan aturan belajar di dalam kelas yang diterapkan Taliban. Salah satunya, wanita dan pria harus duduk terpisah dan dibatasi dengan tirai.
,Menteri Pendidikan Tinggi Abdul Baqi Haqqani mengindikasikan, perempuan akan diizinkan untuk belajar, tetapi tidak bersama laki-laki.
Kebijakan tersebut menandai perubahan signifikan dari praktik yang diterima sebelum pengambilalihan Taliban.
Baca Juga : Pentingnya Islam Damai, Perempuan Ini Kerap Ditakut-takuti Akhirnya Jadi Bintang Porno
Siswa perempuan tidak harus mematuhi aturan berpakaian, dan universitas adalah pendidikan bersama, dengan laki-laki dan perempuan belajar berdampingan.
Tapi Haqqani tidak menyesal dengan perubahan itu.
“Kami tidak memiliki masalah dalam mengakhiri sistem pendidikan campuran,” katanya dikutip dari liputan6.com.
Baca Juga : Taliban Izinkan Siswi Sekolah, Mahasiswi Belum
“Orang-orang adalah Muslim dan mereka akan menerimanya.”
Beberapa pihak menyarankan bahwa aturan baru akan mengecualikan perempuan dari pendidikan karena universitas tidak memiliki sumber daya untuk menyediakan kelas terpisah.
Namun, Haqqani bersikeras bahwa ada cukup banyak guru perempuan dan jika mereka tidak tersedia, jalur alternatif akan digunakan.
Baca Juga : UNICEF: Lebih 28.500 Anak Meninggal di Afghanistan dalam 16 Tahun Terakhir
“Semua tergantung kapasitas universitas,” katanya.
“Kita juga bisa menggunakan guru laki-laki untuk mengajar dari balik tirai, atau menggunakan teknologi.”
Anak perempuan dan laki-laki juga akan dipisahkan di sekolah dasar dan menengah, yang sudah umum di seluruh Afghanistan. Wanita akan diminta mengenakan jilbab, namun Haqqani tidak merinci apakah penutup wajah tambahan akan diwajibkan.