ABATANEWS, MAKASSAR – Dalam upaya mendorong penerapan Ekonomi Biru di Indonesia, Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, menegaskan pentingnya peran perguruan tinggi dalam mencetak generasi muda yang siap menjadi agen perubahan.
Hal ini disampaikan dalam Kuliah Umum bertema “Implementasi Kebijakan Ekonomi Biru: Mewujudkan Keberlanjutan dan Kesejahteraan Bersama” di Universitas Hasanuddin, Makassar, Kamis (29/8/2024).
Dalam acara tersebut, Trenggono mengungkapkan bahwa Indonesia, sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, memiliki potensi kelautan dan perikanan yang luar biasa untuk mendukung ketahanan pangan nasional dan global.
Baca Juga : Unhas Beri Sanksi Dosen Yang Terbukti Lakukan Pelecehan Seksual Terhadap Mahasiswi
“Laut adalah masa depan kita. Dengan potensi sumber daya yang melimpah, laut bisa menjadi solusi atas berbagai tantangan global, termasuk pemenuhan kebutuhan pangan dan pengentasan malnutrisi,” tegas Trenggono di hadapan para peserta kuliah umum.
Namun, di balik potensi besar tersebut, sektor kelautan Indonesia menghadapi berbagai tantangan serius, seperti perubahan iklim, praktik perikanan ilegal, dan polusi laut akibat sampah plastik.
Untuk itu, Trenggono menekankan pentingnya pengembangan kebijakan Ekonomi Biru yang berkelanjutan dan mengedepankan kesehatan ekosistem laut.
Baca Juga : Andi Sudirman Raih Penghargaan ‘Alumni Fakultas Teknik’, Rektor Unhas: Selamat Pak Gub
“Ekologi harus menjadi panglima. Kita tidak bisa memanfaatkan laut tanpa menjaga keseimbangan ekosistemnya,” ujarnya.
Menteri Trenggono juga menyampaikan visi pembangunan berkelanjutan melalui konsep triple win yang mencakup Ocean Health (kesehatan laut), Ocean Wealth (kekayaan laut), dan Ocean Prosperity (kemakmuran laut). Untuk mewujudkan visi ini, diperlukan integrasi antara kebijakan, teknologi, dan pendidikan.
“Infrastruktur Ocean Big Data dan Ocean Accounting yang kita bangun akan mendukung pengambilan keputusan yang lebih baik dalam pengelolaan laut,” jelasnya.
Baca Juga : Pj Bupati Takalar Hadiri Gerakan Nasional Bulan Cinta Laut
Pada kesempatan itu, Trenggono mendorong Universitas Hasanuddin untuk mengambil peran lebih besar dalam mendukung kebijakan Ekonomi Biru melalui pendidikan dan penelitian.
Ia merekomendasikan agar kurikulum di Unhas mengintegrasikan ilmu pengetahuan, riset, dan teknologi yang fokus pada kelautan dan perikanan.
“Kita membutuhkan akademisi yang tidak hanya paham teori, tetapi juga mampu berinovasi dan membawa perubahan nyata di lapangan,” katanya.
Baca Juga : Indeks Risiko Bencana di Sulsel Tertinggi di Kabupaten Luwu
Rektor Universitas Hasanuddin menyambut baik rekomendasi tersebut dan menyatakan kesiapan universitas untuk mengembangkan kurikulum yang mendukung penerapan Ekonomi Biru.
“Kami akan berusaha menjadikan Unhas sebagai pusat unggulan riset dan pendidikan kelautan di Indonesia, dengan fokus pada keberlanjutan dan kesejahteraan masyarakat,” ungkap Rektor Unhas.
Kuliah umum ini dihadiri oleh para dekan, dosen, dan mahasiswa Universitas Hasanuddin, serta pejabat Kementerian Kelautan dan Perikanan dan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Selatan.
Baca Juga : Hari Ini, 80-an Rektor PTN dan PTS se-Indonesia bertemu di Unhas
Dengan semangat kolaboratif dan inovatif, semua pihak berharap bahwa inisiatif ini akan menjadi langkah awal menuju pengelolaan sumber daya laut yang lebih baik dan berkelanjutan di masa depan.