Minggu, 11 Desember 2022 09:20

Tenaga Pendamping Sukses Tekan Angka Stunting, Ini Kata Bupati Luwu Utara

Tenaga Pendamping Sukses Tekan Angka Stunting, Ini Kata Bupati Luwu Utara

ABATANEWS, LUWU UTARA — Tujuh bulan bertugas di Luwu Utara sepuluh tenaga pendamping gizi desa berhasil menekan angka stunting di sepuluh desa lokus stunting.

Hal itu disampaikan saat penarikan tenaga pendamping gizi desa program Aksi Stop stunting
gerakan masyarakat mencegah stunting di Kabupaten Luwu Utara. Program ini adalah inisiasi pemerintah provinsi sulawesi Selatan melalui Dinas Kesehatan.

Sedikitnya ada sepuluh tenaga pendamping yang dikirim Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan ke Luwu Utara yang disebar ke 10 desa lokus stunting di empat kecamatan, yakni Kecamatan Sabbang Selatan, Malangke Barat, Masamba dan Kecamatan Rongkong.

Baca Juga : Pesan Penuh Makna Indah Putri Indriani ke Peserta Orientasi Kepalangmerahan PMR di SMAN 4 Luwu Utara

“Cukup banyak dampak positif dari program ini, yang paling penting bagaimana tindak lanjutnya di desa, karena paling tidak sudah ada ilmu pengetahuan yang ditransfer oleh para pendamping ini,” kata Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani dalam sambutannya saat penarikan tenaga pendamping gizi desa di Kantor Bupati Luwu Utara, pada Sabtu (10/12/2022).

Dalam kegiatan itu, Indah juga menyampaikan peran pemerintah desa, PKK, Dasawisma sangat penting dalam hal penanganan stunting.

“Karena yang paling dekat dengan masyarakat itu kan mereka. PKK, dasa wisma juga harus aktif di wilayah masig masing untuk memberikan edukasi kepada msyarakat. Saya senang mendapat laporan ada desa yang ibu PKKnya juga turun mendampingi tenaga pendamping gizi desa ke rumah rumah,” tutur ibu dua anak itu.

Baca Juga : Bupati Indah Minta Dukungan Semua Pihak Terkait Pembangunan Pembangkit Listrik di Kecamatan Rongkong

“Kita harap pemerintah desa, PKK desa ini benar-benar mengenali dan mengetahui kondisi sosial, ekonomi dan kesehatan masyarakatnya. Harus tahu berapa ibu hamil, berapa balita, remaja putri. Masalah stunting hulunya bukan hanya di ibu hamil saja, tapi juga remaja putri, karena mereka benar-benar harus siap. Jika gizi remaja putri tidak diperbaiki, maka di masa yang akan datang akan menambah calon ibu yang beresiko,” sambung bupati perempuan pertama di Sulsel itu.

Indah berharap, program Aksi Stop stunting dari Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan ini ke depan bisa terus berlanjut dengan mengirimkan tenaga tenaga pendamping di desa desa yang juga menjadi lokus desa stunting.

“Yang kita harapkan bagaimana program ini terus bekesinambungan, melihat hasil yang dicapai dari program ini sangat memberi dampak positif dalah penurunan angka stunting di Luwu Utara,” tutup Indah.

Baca Juga : Fokus Turunkan Angka Stunting, Firman Pagarra Tekankan Pentingnya Kolaborasi Multisektoral

Sekedar diketahui selama tujuh bulan melakukan pendampingan di 10 desa lokus, tenaga pendamping gizi desa bisa menurunkan prevalensi stunting sekitar 7,8 persen.

Penulis : Azwar
Komentar