ABATANEWS — Warga di Kota Asadabad, Afghanistan, turun ke jalanan untuk berunjuk rasa pada peringatan Hari Kemerdekaan yang jatuh pada Kamis (19/8/2021). Beberapa orang tewas akibat ditembak oleh pasukan Taliban dan terinjak-injak.
Dikutip dari Reuters, seorang saksi mata mengatakan unjuk rasa itu dilakukan dengan mengibarkan bendera Afghanistan. Beberapa dari mereka disebut merobek bendera putih Taliban.
Demo tersebut salah satu penentangan pertama yang mulai dilakukan warga Afghanistan sejak Taliban mengambil alih kekuasaan pada Minggu (15/8). “Ratusan orang turun ke jalanan,” kata seorang saksi mata bernama Mohammed Salim.
Baca Juga : Pentingnya Islam Damai, Perempuan Ini Kerap Ditakut-takuti Akhirnya Jadi Bintang Porno
“Awalnya saya takut tak tidak ingin mengikuti unjuk rasa tersebut. Tetapi, ketika saya melihat tetangga-tetangga saya bergabung dengan keramaian itu, saya ambillah bendera yang saya miliki,” lanjutnya.
Ia mengatakan, sejumlah orang tewas dan terluka akibat terinjak-injak dan ditembak oleh pasukan Taliban. Para pengunjuk rasa ditembak ketika tengah mengibarkan bendera Afghanistan. Hingga saat ini, jumlah korban masih belum diketahui.
Insiden ini terjadi satu hari setelah unjuk rasa serupa terjadi di Kota Jalalabad, Provinsi Nangarhar. Pada peristiwa tersebut, sebanyak tiga warga sipil tewas.
Baca Juga : UNICEF: Lebih 28.500 Anak Meninggal di Afghanistan dalam 16 Tahun Terakhir
Para saksi mata mengungkap kematian di Jalalabad terjadi ketika penduduk setempat mencoba memasang bendera nasional Afghanistan di sebuah alun-alun di kota itu. Tepatnya sekitar 150 km dari ibu kota di jalan utama ke Pakistan.
Adapun menurut dua saksi dan seorang mantan pejabat polisi, kurang lebih belasan orang terluka setelah Taliban menembaki pengunjuk rasa.
Sejumlah media lokal juga mengabarkan adanya unjuk rasa yang terjadi di Kota Khost pada Rabu (18/8). Mereka tampak merobek dan menurunkan bendera-bendera putih khas Taliban.
Baca Juga : Seorang Pengungsi Afghanistan Nekat Bakar Diri di Medan
Situasi keamanan Afghanistan kini tengah bergejolak. Taliban memasuki Ibu Kota Kabul pada Minggu (15/8) dan mengumumkan kemenangannya atas pemerintahan Presiden Ashraf Ghani.
Di Ibu Kota Kabul sendiri, situasi tampak agak lengang. Akan tetapi, kerusuhan terjadi di Bandara Internasional Hamid Karzai dipenuhi ratusan warga yang berbondong-bondong mencoba melarikan diri dari negaranya.
Kematian tersebut otomatis merusak upaya Taliban untuk mengkonsolidasikan pemerintahan Islam dan janji perdamaian mereka setelah menyerbu ke ibu kota.
Baca Juga : Para Mahasiswi Diwisuda dengan Memakai Cadar di Afghanistan
Sebelumnya, Taliban mengatakan mereka tidak akan membalas dendam terhadap musuh lama dan akan menghormati hak-hak perempuan dalam kerangka hukum Islam.