Rabu, 10 Januari 2024 12:10

Status Gunung Lewotobi Menjadi Awas, Waspada Gas Beracun

Status Gunung Lewotobi Menjadi Awas,  Waspada Gas Beracun 

ABATANEWS.COM – Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) resmi menaikkan status Gunung Berapi Lewotobi Laki-Laki menjadi awas. Imbauan ini dikeluarkan sejak pagi ini Rabu, (10/1/2024).

Dengan naiknya status Awas, Kepala PVMBG Hendra Gunawan meminta masyarakat tidak melakukan kegiatan di dalam radius 4,5 km dari kawah. Hal itu, dengan adanya potensi bahaya dari gas-gas vulkanik beracun seperti gas CO2, CO, SO2, dan H2S di area kawah/puncak G. Marapi.

“PVMBG menaikkan status G. Marapi dari Level II (Waspada) menjadi Level III (Siaga) terhitung dari tanggal 9 Januari 2024 pukul 18:00 WIB dengan rekomendasi yang disesuaikan dengan potensi/ancaman bahaya terkini,” ujar Hendra dalam keterangan tertulisnya.

Baca Juga : Hingga Juni Mendatang, PLN Pastikan Tarif Listrik Tidak Alami Kenaikan

Peningkatan status Gunung Marapi dilakukan dengan mempertimbangkan aktivitas vulkanik. Itu, berdasarkan pengamatan instrumental dan data kegempaan dalam interval waktu 1 hingga 8 Januari 2024.

“Pascaerupsi 3 Desember 2023, erupsi lanjutan masih berlangsung hingga saat ini. Jumlah erupsi harian cenderung menurun namun sebaliknya jumlah gempa Low Frequency dan Vulkanik Dalam (VA) cenderung meningkat yang mengindikasikan pasokan magma dari kedalaman masih terjadi dan cenderung meningkat. Hal ini juga terlihat dari grafik baseline RSAM yang masih di atas normal dan data tiltmeter yang cenderung mendatar,” papar Hendra.

Pertimbangan lainnya untuk meningkatkan status Gunung Marapi dijelaskan Hendra, adanya aktivitas erupsi yang teramati secara visual. Lalu, terekamnya gempa erupsi dan gempa hembusan yang disertai dengan tremor dan menerus masih menunjukkan aktivitas tergolong tinggi dan laju emisi (fluks) gas SO2 yang dihasilkan dari aktivitas G. Marapi yang tergolong tinggi.

Baca Juga : Ada Aturan Baru Penggunaan PLTS Atap, Kapasitas Pemasangan Tidak Dibatasi

Kondisi tersebut di atas menurut Hendra dapat berpotensi menyebabkan terjadinya akumulasi tekanan di dalam tubuh gunungapi. Sehingga dapat menyebabkan terjadinya erupsi dengan energi yang meningkat dan jangkauan lontaran material pijar yang lebih jauh dari pusat erupsi.

“Kami meminta masyarakat mewaspadai potensi atau ancaman bahaya Gunung Marapi juga dapat menjadi lebih luas. Jika pasokan magma dari kedalaman terus berlangsung dan cenderung meningkat maka erupsi dapat terjadi dengan energi yang lebih besar,” jelasnya.

Potensi atau ancaman bahaya dari lontaran material vulkanik berukuran batu (bom), lapili, atau pasir diperkirakan dapat menjangkau wilayah radius 4,5 km dari pusat erupsi/Kawah Verbeek. Sedangkan untuk potensi/ancaman dari abu erupsi dapat menyebar lebih luas/jauh yang tergantung pada arah dan kecepatan angin.

Baca Juga : Sepanjang Tahun 2023, 131.600 Rumah Tangga Nikmati Akses Pasang Listrik Gratis

Material erupsi yang jatuh dan terendapkan di bagian puncak dan lereng G. Marapi dapat menjadi lahar saat bercampur dengan air hujan. Oleh karena itu terdapat potensi bahaya dari aliran/banjir lahar pada lembah/aliran sungai-sungai yang berhulu di bagian puncak G. Marapi.

Terdapat potensi bahaya dari gas-gas vulkanik beracun seperti gas CO2, CO, SO2, dan H2S di area kawah/puncak. Sehubungan dengan tingkat aktivitas G. Marapi pada LEVEL III (SIAGA), PVMBG merekomendasikan selain masyarakat, pendaki/pengunjung/wisatawan agar tidak memasuki dan tidak melakukan kegiatan di dalam wilayah radius 4,5 km dari pusat erupsi (Kawah Verbeek).

Kemudian bagi yang bermukim di sekitar lembah/aliran/bantaran sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Marapi agar selalu mewaspadai potensi/ancaman bahaya lahar yang dapat terjadi terutama di saat musim hujan.

Baca Juga : Tarif Listrik Diawal Tahun 2024 Dipastikan Tidak Naik

“Jika terjadi hujan abu maka masyarakat diimbau untuk menggunakan masker penutup hidung dan mulut untuk menghindari gangguan saluran pernapasan (ISPA), serta perlengkapan lain untuk melindungi mata dan kulit. Selain itu agar mengamankan sarana air bersih serta membersihkan atap rumah dari abu vulkanik yang tebal agar tidak roboh,” pungkasnya.

Penulis : Wahyu Susanto
Komentar