Selasa, 16 November 2021 18:38

Literasi Digital Sulawesi 2021

Sikap Positif Sebagai Upaya Mengikis Kasus Perundungan di Internet

Sikap Positif Sebagai Upaya Mengikis Kasus Perundungan di Internet

ABATANEWS, MAKASSAR – Sebanyak 983 peserta di Makassar, Sulawesi Selatan mengikuti Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi, yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia dan Siberkreasi bersama Dyandra Promosindo secara virtual (16/11).

Kolaborasi ketiga lembaga ini dikhususkan pada penyelenggaraan Program Literasi Digital di wilayah Sulawesi. Tema yang dibahas pada kali ini adalah “Mencegah, Menghadapi, dan Melawan Perundungan Digital”.

Empat orang narasumber tampil dalam webinar ini adalah Influencer dan Content Creator, Sakinah Sulaiman; Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas, Fajar Soraya Firdausy S.I.Kom M.I.Kom; Dosen Ilmu Komunikasi Universitas Fajar, Muhammad Yusuf S.Ag M.I.Kom; dan Wakil Dekan Fakultas Pascasarjana Universitas, Fajar Abdul Jalil S.Ksi M.I.Kom. Selaku moderator yaitu Jihan Novita, Communication Specialist. Rangkaian Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi menargetkan peserta sebanyak 57.550 orang.

Baca Juga : Tembus Pasar Global Lewat Literasi Digital

Materi pertama dibawakan Sakinah Sulaiman dengan judul “Pentingnya Digital Skills Pada Era Teknologi. Informasi di Masa Pandemi Covid-19”. Menurut dia, kemampuan digital atau digital skills yang dibutuhkan antara lain, pengetahuan aplikasi Word dan Excel, pemrograman komputer, UI UX designer, analisis data, manajemen proyek, copywriting, dan strategi sosial media. Untuk dapat menguasai kemampuan tersebut, warganet dapat memanfaatkan fasilitas pembelajaran online di internet alias e-learning, atau bisa melalui kursus-kursus salah satunya Digital Talent Scholarship yang diadakan oleh Kemkominfo.

Selanjutnya, Soraya Firdausy menyampaikan materi “Upaya Mencegah, Mendeteksi, dan Menyikapi Cyberbullying”. Ia mengatakan, penyebab orang melakukan perundungan atau bullying di antaranya faktor balas dendam, mencontoh apa yang dilihat, perasaan ingin diakui, serta ingin mendapat perhatian. Perundungan sejatinya dapat berdampak negatif bagi korban misalnya, efek ketakutan, ingin pindah lingkungan atau sekolah, kesulitan menjaga hubungan baik, atau bisa membahayakan dirinya sendiri. “Tingkatkan rasa peduli terhadap orang lain,” tuturnya.

Pemateri ketiga Muhammad Yusuf memaparkan materi “Literasi Digital bagi Tenaga Pendidik dan Anak Didik di Era Digital”. Menurut dia, literasi digital memiliki peranan sebagai upaya proteksi diri dalam keamanan penggunaan internet, pemahaman hak berekspresi dan hak kekayaan intelektual, serta memberdayakan kemampuan. Guru bertugas untuk menanamkan literasi kepada para murid agar bisa mengakses sumber-sumber belajar, mendalami pengetahuannya, menghindari diri dari hal-hal yang negatif, serta untuk berpikir kreatif. “Banyak peristiwa yang membuat penggunaan internet menyeret anak-anak dalam pergaulan bebas dan menyebabkan mereka menjadi korban kekerasan dan moral,” ujarnya.

Baca Juga : Kiat Pasarkan Produk Kelautan: Foto Menarik dan Kemas dengan Aman

Adapun Abdul Jalil, sebagai narasumber terakhir, menyampaikan paparan “Cyberbullying dan Cara Menghentikannya”. Ia mengatakan, sejumlah tindakan yang masuk kategori perundungan di internet atau cyberbullying antara lain, fitnah, cemooh, kata-kata kasar, pelecehan, ancaman, serta hinaan. Cara menghentikan perundungan dapat melalui upaya pencegahan atau preventif serta pemanfaatan fitur keamanan.

Setelah pemaparan materi oleh semua narasumber, kegiatan tersebut dilanjutkan dengan sesi tanya jawab yang dipandu Jihan Novita. Para peserta tampak antusias dan mengirimkan banyak pertanyaan. Panitia memberikan uang elektronik senilai Rp 100.000 bagi 40 penanya terpilih. Webinar literasi digital ini mendapat apresiasi dan dukungan dari banyak pihak karena menyajikan konten dan informasi yang baru, unik, dan mengedukasi para peserta. Salah satunya, Rean Julian yang bertanya tentang upaya apa saja untuk memberi pemahaman kepada warganet akan dampak negatif perundungan. Menanggapi hal tersebut, Soraya Firdausy bilang, hal yang dilakukan misalnya dengan memberitahukan secara langsung bahwa yang dilakukannya merupakan hal negatif. Selain itu, kita juga bisa menjadikan diri sendiri sebagai contoh bagaimana memanfaatkan internet secara positif.

Program Literasi Digital “Indonesia Makin Cakap Digital” di Sulawesi akan diselenggarakan secara virtual mulai dari Mei 2021 hingga Desember 2021 dengan berbagai konten menarik dan materi yang informatif yang disampaikan narasumber terpercaya. Bagi masyarakat yang ingin mengikuti sesi webinar selanjutnya, informasi bisa diakses melalui https://www.siberkreasi.id/ dan akun sosial media @Kemenkominfo dan @siberkreasi, serta @siberkreasisulawesi khusus untuk wilayah Sulawesi.

Komentar