ABATANEWS, JAKARTA — Selebrasi gol merupakan salah satu momen yang paling dinantikan dalam setiap pertandingan sepak bola. Di antara beragam selebrasi yang dilakukan pemain, salah satu yang paling ikonik adalah selebrasi “Shoe Shine” atau membersihkan sepatu pencetak gol.
Selebrasi ini menggambarkan seorang rekan setim yang berpura-pura membersihkan sepatu pemain yang baru saja mencetak gol sebagai bentuk penghargaan terhadap kontribusi besarnya di lapangan.
Awal Mula dan Inspirasi Selebrasi
Selebrasi “Shoe Shine” pertama kali dipopulerkan oleh Bebeto, seorang striker legendaris asal Brasil, pada awal 1990-an saat bermain untuk Deportivo La Coruña.
Selebrasi ini mencerminkan budaya solidaritas dan penghormatan yang tinggi antar rekan satu tim, khususnya di Amerika Latin, di mana perayaan gol sering kali menjadi cara untuk menunjukkan rasa hormat terhadap pemain bintang.
Meski Bebeto mempopulerkan selebrasi ini, banyak pemain di seluruh dunia yang mulai mengadopsi dan menambah variasi dalam momen perayaan mereka.
Salah satu selebrasi “Shoe Shine” paling terkenal terjadi pada final UEFA Cup (sekarang dikenal sebagai UEFA Europa League) tahun 1998, yang melibatkan bintang Brasil lainnya, Ronaldo Luís Nazário de Lima.
Ronaldo dan Taribo West di Final UEFA Cup 1998
Pada final UEFA Cup 1998, Inter Milan berhadapan dengan Lazio dalam pertandingan yang sangat dinantikan. Dalam pertandingan tersebut, Ronaldo Nazário, yang kala itu masih muda dan berada di puncak performanya, menjadi salah satu bintang utama Inter Milan.
Ia berhasil mencetak gol di babak kedua, mengamankan kemenangan 3-0 untuk timnya.
Setelah mencetak gol tersebut, terjadi momen yang tidak terlupakan di mana rekan setim Ronaldo, Taribo West, pemain bertahan asal Nigeria yang dikenal dengan gaya rambut khasnya, berlari mendekati Ronaldo.
Dengan penuh kegembiraan, Taribo West kemudian berpura-pura membersihkan sepatu Ronaldo, yang merupakan bentuk penghargaan atas kontribusi besarnya dalam membawa Inter Milan meraih gelar juara.
Selebrasi ini menjadi salah satu momen ikonik dalam sejarah final UEFA Cup, karena memperlihatkan kekompakan dan kebersamaan yang luar biasa di dalam tim Inter Milan.
Selain itu, selebrasi ini juga menegaskan posisi Ronaldo sebagai salah satu pemain terbaik dunia pada masa itu, yang berhak mendapatkan penghormatan dari rekan setimnya.
Peristiwa Unik Lainnya
Selain Ronaldo dan Taribo West, selebrasi “Shoe Shine” juga dilakukan oleh beberapa pemain bintang lainnya dalam berbagai pertandingan penting, di antaranya:
1. Robbie Keane dan Dimitar Berbatov (Tottenham Hotspur, 2009)
Setelah Keane mencetak gol untuk Tottenham, Berbatov berpura-pura membersihkan sepatu Keane.
Momen ini menambah kesan humoris sekaligus penghormatan terhadap kemampuan mencetak gol Keane yang andal.
2. Thierry Henry dan Robert Pires (Arsenal, 2002)
Dalam sebuah pertandingan Premier League, Thierry Henry yang baru saja mencetak gol mendapat perlakuan serupa dari Robert Pires, rekan setimnya di Arsenal.
Selebrasi ini menjadi simbol kekompakan tim, yang pada masa itu dikenal dengan permainan indah mereka di bawah asuhan Arsène Wenger.
3. Pierre-Emerick Aubameyang dan Alexandre Lacazette (Arsenal, 2020)
Selebrasi “Shoe Shine” kembali populer ketika Lacazette membersihkan sepatu Aubameyang setelah sang striker mencetak gol penting untuk Arsenal, memperlihatkan kedekatan dan persahabatan di antara kedua pemain.
Makna dan Pesan di Balik Selebrasi
Selebrasi “Shoe Shine” bukan sekadar gaya perayaan, melainkan juga pesan solidaritas dan pengakuan terhadap pencetak gol. Ini menggambarkan bahwa sepak bola adalah permainan tim, di mana kontribusi setiap individu diakui, dan keberhasilan tidak bisa dicapai tanpa kerja sama.
Selebrasi ini juga menjadi simbol kekompakan dalam tim, di mana pemain merayakan gol bukan hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga sebagai bagian dari usaha kolektif. Itulah sebabnya selebrasi ini terus diadopsi oleh banyak pemain di berbagai era, termasuk oleh bintang-bintang seperti Ronaldo.
Selebrasi “Shoe Shine” tetap menjadi salah satu yang paling dikenang dalam sejarah sepak bola, mulai dari Bebeto hingga Ronaldo dan Taribo West di final UEFA Cup 1998. Selebrasi ini menunjukkan bagaimana ekspresi kebahagiaan dan rasa hormat dapat dilakukan dengan cara yang sederhana namun penuh makna. Tidak hanya menghibur, selebrasi ini juga mengingatkan bahwa dalam sepak bola, kemenangan selalu datang dari upaya bersama.
Sumber: “The Rise of Ronaldo: UEFA Cup 1998 Victory,” UEFA.com, artikel April 2023; “Aubameyang and Lacazette’s Perfect Goal Celebration,” Premier League News, 2020; dan “Ronaldo’s Golden Era with Inter Milan,” Football Italia, edisi September 2021.