ABATANEWS — Seorang jurnalis perempuan asal Amerika menghapus akun Twitter- nya pada hari Jumat setelah membuat lelucon yang mengatakan bahwa Ratu Elizabeth yang seharusnya mati, bukan Betty White, seorang legenda acara televisi.
Nylah Burton, yang sering menulis artikel dan mengkritik Keluarga Kerajaan Inggris sebenarnya mengomentari kematian legenda televisi Betty, tetapi memberikan argumen yang menghebohkan karena membawa-bawa Ratu Inggris.
Baca Juga : Viral Kotak Donasi Baju Malah Dipenuhi Tumpukan Sampah, Netizen: Darurat Membaca
‘BETTY WHITE SUDAH MATI!?! Mengapa bukan Ratu Elizabeth?’ Burton mentweet dari akun twitternya yang kini telah dia bekukan.
Burton bahkan kembali mentwit tentang itu selang beberapa saat setelah twit pertama.
“Kenapa bukan Ratu Elizabeth?? Alam semesta mengambil wanita kulit putih tua yang salah,” tulis Burton menanggapi seorang yang mengkritiknya.
Baca Juga : Viral Rumah di Jogja Dijual Rp25 Juta, Dianggap Seram hingga Disorot Joko Anwar
Burton yang berbasis di Chicago — yang telah menulis untuk Bustle, Vox, Bitch Media, dan Shondaland — awalnya menyetel akun twitternya menjadi pribadi, tetapi akhirnya menghapus sepenuhnya pada Jumat malam.
Dia sebelumnya telah menulis artikel yang mengkritik monarki, termasuk untuk Elite Daily berjudul ‘Wanita kulit hitam tidak terkejut dengan bagaimana kerajaan memperlakukan Meghan’.
Di bagian lain dia mengkritik Pangeran Harry dan Meghan karena menggunakan nama panggilan Ratu Lilibet sebagai nama pemberian putri mereka. Dengan alasan itu mendukung monarki dan menunjukkan pasangan itu ‘tidak menginginkan perubahan yang nyata dan revolusioner’.
Baca Juga : Viral Bayi Tertahan di Bidan Karena Orangtua Belum Mampu Lunasi Biaya Persalinan Rp2,5 Juta
Komentator Piers Morgan mengkritik keras twit tersebut. ‘”Hapus ini, ini tindakan yang menjijikan” tulisnua.
Bahkan twit tersebit dinobatkan jadi twit terkeji tahun 2021. “Tweet paling keji dan ofensif tahun 2021,” tweet Leigh Keystone.
Nylah Burton seorang jurnalis perempuan yang aktif. Karyanya juga telah terlihat di The New York Times, Business Insider, HuffPost, MSN South Africa, The Independent dan Yahoo dan Refinery29.
Baca Juga : Pria Ini Janji Ngesot ke Madura Jika Timnas Indonesia Menang, Kini Ditagih Netizen
Karyanya cenderung berfokus pada keadilan sosial, politik identitas, dan kesehatan mental.