ABATANEWS – Menteri Koordinator Bidang Politik dan Hukum, Mahfud MD mengaku sejak awal kasus penembakan Brigadir J sudah tidak masuk akal. Terlebih, berdasarkan skenario pertama yang diumumkan ke publik, bahwa terjadi tembak-menembak di kediaman pribadi Ferdy Sambo di Kompleks Pertambangan, Jalan Saguling III, Duren Tiga, Jakarta Selatan.
Pernyataan itu diungkapkan Mahfud MD dalam rapat bersama Komnas HAM, Kompolnas, dan LPSK yang di gedung Nusantara II, Jakarta, Senin (22/8/2022). Mahfud MD menuturkan Kompolnas mempunyai dua posisi atau dua sikap mengenai kasus ini yang berubah dari skenario pertama dan skenario kedua.
“Jadi ketika peristiwa ini diumumkan tanggal 11 Juli, Kompolnas langsung bergerak. Saya waktu itu sedang berada di Mekkah, dan langsung ke TKP. Pak Benny (Ketua Kompolnas) menjelaskan bawa terjadi tembak menembak. Kemudian ada tembak menembak dan ada korban. Dan yang menembak Barada E, yang seorang ahli tembak dan korbannya Brigadir J. Kompolnas langsung bergerak di di situ,” papar Mahfud MD.
Baca Juga : Komnas HAM Tanggapi Proses Pembebasan Pilot Susi Air Phillip Mark Mehrtens
“Tetapi, saya dari Mekkah, di Madinah, tanggal 13 saya melayani wawancara dan nampaknya itu tidak masuk akal (terkait tembak-menembak) yang diumumkan oleh Polri,” imbuhnya.
Menurutnya, terkait tembak menembak itu tidak masuk akal lantaran sebab akibat dan fakta tidak jelas hingga sangat meragukan. Tetapi, Kepala Kompolnas Benny tetap berpegang di lapangan dengan skenario itu (tembak menembak).
“Setelah pulang, saya panggil semua Kompolnas melalui video converence dan bertanya apa yang sebenarnya terjadi. Pada tanggal 17 masih disebutkan skenario pertama bahwa terjadi tembak menembak,” paparnya.
Baca Juga : Mahfud Lontarkan Kritik Tajam Soal MA yang Ubah Batas Usai Calon Gubernur
Sementara Kompolnas dan Komnas HAM lanjut Mahfud MD, diakuinya tidak sensitif dengan suara dari luar. Makanya, ia memanggil Kompolnas dan Komnas HAM di kediamannya pada tanggal 24 Juli.
“Saya tanya, gimana perkembangannya. Anda yakin nih. Terus dijawab iya pak yakin, ini temuan di lapangan. Penyelidikan lain apa, yah belum semua harus dari situ. Tidak boleh masuk, tanyain itu. Saya bilang oke,” jelas Mahfud MD.
“Terus saya tanya, ini Kompolnas dan Komnas HAM sudah disetir oleh sebuah skenario. Terus saya bilang, sudah ada yang dipanggil Ferdy Sambo. Ternyata Komnas HAM. Katanya pak Sambo nangis-nangis waktu ketemu dan ia bilang saya dizolimi. Kalau saya (Ferdy Sambo) di sana saya tembak sendiri dia (Brigadir J),” pungkasnya.
Baca Juga : Gara-gara Erick Thohir, Ahok Belum Bisa Kampanyekan Ganjar-Mahfud
Pernyataan terakhir Mahfud yang menirukan Ferdy Sambo bahwa jika ia berada di TKP akan menembak sendiri Brigadir J memang sangat ganjal. Sebab dari rekaman CCTV yang beredar luas dan menjadi barang bukti terlihat jelas Ferdy Sambo berada bersama Brigadir J dan istrinya Putri saat pulang dari Magelang.