ABATANEWS, JAKARTA – Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) menerbitkan Peraturan Menteri Pendidikan Dasar Dan Menengah Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2025 tentang Redistribusi Guru Aparatur Sipil Negara pada Satuan Pendidikan yang Diselenggarakan oleh Masyarakat.
Redistribusi Guru mempertimbangkan data kebutuhan guru pada satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah (Pemda) dan masyarakat yang diperoleh dari Data Pokok Pendidikan (Dapodik) kementerian.
Merujuk pada aturan tersebut, Guru PNS yang diredistribusi harus memenuhi kriteria sebagai berikut;
Baca Juga : Program Pendidikan Profesi Guru Mulai Dibuka Maret 2025, Simak Syarat dan Kriterianya
– Memiliki kualifikasi akademik paling rendah sarjana (S-1) atau diploma empat (D-IV) dari perguruan tinggi dan program studi yang terakreditasi.
– memiliki pangkat paling rendah penata muda tingkat I, golongan ruang III/b.
– Memiliki hasil penilaian kinerja Guru dengan sebutan paling rendah Baik selama 2 (dua) tahun terakhir untuk setiap unsur penilaian.
Baca Juga : Kemendikdasmen Dukung Keputusan Mahkamah Konstitusi tentang Kewajiban Pendidikan Agama di Sekolah
– Sehat jasmani, rohani, dan bebas narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya berdasarkan surat keterangan dari rumah sakit pemerintah.
– Tidak pernah dikenai hukuman disiplin sedang dan/atau berat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; serta.
Baca Juga : Kemenag Beri Pelindungan Jamsostek 165.768 Guru Madrasah Non ASN, Berikut Syarat Penerima
– Tidak sedang menjadi tersangka, terdakwa, atau tidak pernah menjadi terpidana.
Baca Juga : PGRI Sulsel Komitmen Prioritaskan Penguatan Peran dan Kesejahteraan Guru
Sementara itu, ketentuan Guru Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) yang diredistribusi harus memenuhi kriteria berikut:
Baca Juga : Program Pendidikan Profesi Guru Mulai Dibuka Maret 2025, Simak Syarat dan Kriterianya
– Memiliki kualifikasi akademik paling rendah sarjana (S-1) atau diploma empat (D-IV) dari perguruan tinggi dan program studi yang terakreditasi.
– Memiliki jenjang jabatan paling rendah Guru ahli pertama.
Baca Juga : Mulai 2025, Guru Tak Perlu Penuhi 24 Jam Mengajar Sepekan
– Memiliki hasil penilaian kinerja guru dengan sebutan paling rendah Baik.
Baca Juga : Kemendikdasmen Dukung Keputusan Mahkamah Konstitusi tentang Kewajiban Pendidikan Agama di Sekolah
– Sehat jasmani, rohani, dan bebas narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya berdasarkan surat keterangan dari rumah sakit pemerintah.
– Tidak pernah dikenai hukuman disiplin sedang dan/atau berat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Baca Juga : Kemenag Beri Pelindungan Jamsostek 165.768 Guru Madrasah Non ASN, Berikut Syarat Penerima
– Tidak sedang menjadi tersangka, terdakwa, atau tidak pernah menjadi terpidana.
Adapun kriteria satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat dalam menerima redistribusi guru ASN harus memenuhi kriteria berikut;
– Memiliki izin operasional dari Pemda.
Baca Juga : Pemerintah Berikan Penghargaan Kepada Guru Dalam rangka Hari Disabilitas Internasional
– Terdaftar dalam data pokok pendidikan paling sedikit 3 (tiga) tahun.
– Melaksanakan kurikulum yang ditetapkan dan/atau disahkan kementerian.
– Memiliki peserta didik warga negara Indonesia dengan bahasa pengantar resmi bahasa Indonesia.
Baca Juga : Kemenag Anggarkan Rp 897 Miliar Untuk Insentif Guru Non PNS di Tahun 2025
– Memiliki anggaran penerimaan biaya pendidikan lebih kecil dari kebutuhan biaya operasional Satuan Pendidikan.
– Tidak menolak dana bantuan operasional satuan pendidikan.
– Memiliki rombongan belajar lengkap dengan jumlah peserta didik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Baca Juga : Komunikasi Antara Guru dan Orang Tua Murid Bisa Hindari Kekerasan di Sekolah
“Satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat yang menerima redistribusi guru ASN harus mengupayakan pemenuhan guru pada satuan pendidikannya,” jelas Mendikdasmen dalam keterangannya dikutip Sabtu (18/1/2025).
Selain itu, guru ASN harus melaksanakan pengembangan kompetensi dan pembinaan karier sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Mekanisme Redistribusi Guru ASN pada Satuan Pendidikan
Baca Juga : Presiden Prabowo Umumkan Kenaikan Gaji Guru ASN Hingga Non ASN
Redistribusi guru ASN pada satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat dilakukan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai dengan kewenangan.
Pejabat Pembina Kepegawaian adalah pejabat yang mempunyai kewenangan menetapkan pengangkatan, pemindahan, pemberhentian pegawai ASN, dan pembinaan Manajemen ASN di instansi pemerintah sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
Redistribusi Guru ASN dilaksanakan setelah mendapat rekomendasi dari Tim Pertimbangan Redistribusi Guru ASN. Tim tersebut terdiri atas unsur Dinas Pendidikan Daerah Provinsi, Dinas Pendidikan Daerah Kabupaten/Kota dan badan yang menangani urusan kepegawaian di daerah.
Baca Juga : Prabowo: Tahun 2025, Gaji Guru ASN Naik 2 Kali Lipat dan Non-ASN Dapat Rp2 Juta
Tim pertimbangan Redistribusi Guru ASN ditetapkan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian. Dalam hal Pengelolaan Kepegawaian, jangka waktu redistribusi guru ASN pada satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh masyarakat dilaksanakan dalam jangka waktu 4 (empat) tahun dan dapat diperpanjang 1 (satu) kali.
Kecuali, jika kebutuhan guru telah terpenuhi. Penilaian kinerja guru ASN dilakukan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian berdasarkan rekomendasi penilaian dari pimpinan penyelenggara satuan pendidikan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Berkaitan dengan pelaporan, pengawasan, dan pengendalian, Mendikdasmen menyampaikan bahwa hal tersebut dapat disampaikan oleh Pemda kepada kementerian melalui Pejabat Pimpinan Tinggi Madya yang membidangi Guru.