ABATANEWS, MAKASSAR — Refleksi akhir tahun yang digelar Dewan Pendidikan Sulawesi Selatan (Sulsel) menyoroti potret pendidikan di wilayah tersebut. Dalam acara bertema “Potret Pendidikan Sulawesi Selatan,” para pakar pendidikan berkumpul di Kopi Sija Mapala Satu Sembilan, Makassar, pada Senin (30/12/2024), untuk memaparkan hasil evaluasi yang telah dilakukan sekaligus memberikan masukan atas kondisi pendidikan yang bersifat strategis.
Ketua Dewan Pendidikan Sulsel, Prof. Aris Munandar, menegaskan bahwa analisis potret pendidikan ini didasarkan pada data resmi dan bertujuan untuk memberikan masukan kepada pemangku kepentingan. “Data-data yang kami sampaikan ini berasal dari data resmi,” ujarnya.
Salah satu indikator utama yang dibahas adalah Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Sulawesi Selatan mencatat skor 75,18 poin pada tahun 2024, berada di atas rata-rata nasional dan menempati peringkat ke-14 dari 38 provinsi. Namun, rata-rata lama sekolah (RLS) Sulsel masih tergolong rendah di angka 8,85 tahun, setara dengan tingkat SMP kelas 3.
Evaluasi juga menunjukkan bahwa capaian kompetensi literasi dan numerasi peserta didik Sulsel dalam dua tahun terakhir berada pada kategori sedang. Namun, hasil ini masih di bawah rata-rata nasional, dengan tingkat literasi 68,10% dan numerasi 62,50% (2023).
Sorotan lainnya adalah tingginya angka pengangguran lulusan DIII di Sulsel, yang mencapai 9,1%. Prof. Aris menekankan pentingnya penyesuaian kurikulum untuk meningkatkan relevansi pendidikan dengan kebutuhan pasar kerja.
Untuk mengatasi berbagai tantangan ini, Dewan Pendidikan Sulsel mengajukan enam rekomendasi strategis, termasuk peningkatan mutu pendidikan, pemberian beasiswa untuk penduduk kurang mampu, serta penguatan pembelajaran berbasis industri di SMK dan politeknik.
Rekomendasi ini diharapkan menjadi panduan bagi pemerintah baru di tingkat provinsi dan kabupaten/kota untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Sulawesi Selatan. “Prioritas program pendidikan harus diarahkan pada peningkatan mutu dan pemerataan pendidikan,” tegas Prof. Aris.
Dengan refleksi ini, Dewan Pendidikan Sulsel berharap langkah konkret dapat diambil untuk menghadirkan pendidikan yang lebih inklusif dan berkualitas bagi masyarakat Sulawesi Selatan.