Selasa, 25 April 2023 09:10

PSSI Tinggalkan Utang Penyelenggaraan EPA 2022-2023, Sejumlah Pihak jadi Korban

Logo PSSI.
Logo PSSI.

ABATANEWS.COM – Pegiat sepakan bola Save Our Soccer (SOS) menemukan adanya utang yang ditinggalkan federasi sepak bola Indonesia atau PSSI. Utang itu, saat penyelenggaraan Elite Pro Academy (EPA) U-14, U-16, dan U-18 di musim 2022-2023.

Koordinator SOS Akmal Marhali mengatakan bahwa PSSI memiliki utang Rp 2,15 miliar dalam penyelenggaraan ajang tersebut. Utang-utang itu seharusnya dibayarkan untuk orang-orang yang terlibat dalam turnamen sepakbola muda tersebut.

“Sungguh ini memalukan dan memprihatinkan. Uang sponsor sudah dibayarkan, tapi hak-hak klub dan juga perugas kompetisi belum dibayarkan. Ini dzalim namanya,” kata Akmal Marhali dalam keterangannya dikutip Selasa (25/4/2023).

Baca Juga : Wasit PON Aceh Sukses Curangi Sulawesi Tengah, PSSI: Memalukan

Ia mengungkapkan jumlah untuk match commisioner dan volunter memang tidak banyak. Bila ditotal mencapai Rp 355 juta.

Tapi menurutnya, bagi mereka yang belum menerima gaji ini, jumlah tersebut amatlah besar. Apalagi kaya dia, sampai perayaan Idulfitri PSSI belum melakukan pembayaran.

“Ini memang hutang pengurus lama. Tapi, SOS berharap Ketua Umum baru dan jajaran Komite Eksekutifnya bisa membantu untuk membayarkan. Islam mengajarkan bayarlah honor pekerja sebelum keringatnya kering,” imbuh Akmal.

Baca Juga : PSSI Identifikasi Penonton Masuk Tanpa Tiket, Janji Lakukan Evaluasi

Lebih jauh, Akmal meminta agar PSSI benar-benar melakukan revolusi untuk kemajuan sepak bola nasional. Apalagi, Ketum PSSI Erick Thohir akan melakukan audit keuangan PSSI dan PT LIB.

Bahkan Erick Thohir telah menunjuk pihak akuntan untuk melaksanakan audit keuangan PSSI dan PT LIB. Adanya audit ini, juga dilakukan karena juara Liga 2 PSM Makassar tak mendapat hadiah uang tunai.

“Keuangan yang sehat akan menopang PSSI menjadi kuat. Perlu diingat bahwa pembinaan yang hebat dan kompetisi menjadi sehat akan melahirkan timnas yang kuat,” pungkas Akmal.

Penulis : Wahyu Susanto
Komentar