ABATANEWS, MAKASSAR — PSM Makassar mengambil langkah strategis menyikapi sanksi 12 bulan larangan bermain yang dijatuhkan kepada bek andalan mereka, Yuran Fernandes. Klub kebanggaan masyarakat Sulawesi Selatan itu mengikuti saran Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, untuk mengajukan banding sebagai bentuk perlawanan hukum atas putusan Komite Disiplin PSSI.
Sanksi terhadap Yuran Fernandes muncul setelah pemain asal Tanjung Verde itu menyuarakan kritik tajam terhadap kondisi sepak bola Indonesia, menyusul kekalahan PSM 1-3 dari PSS Sleman pada Sabtu, 3 Mei 2025. Dalam laga itu, gol Yuran dianulir dan insiden pelanggaran terhadap Fahrul Aditia tak berbuah penalti, membuat Yuran meluapkan kekecewaannya di media sosial.
Dalam unggahannya di Instagram, Yuran menyebut, “Sepak bola Indonesia hanya candaan, makanya level dan korupsinya akan tetap sama,” serta menambahkan, “Jika Anda ingin menghasilkan uang, Anda bisa datang ke Indonesia. Jika Anda ingin BERMAIN SEPAK BOLA SERIUS, menjauhlah dari Indonesia.”
Baca Juga : Lawan Barito Putera, PSM Makassar Ajukan Penggunaan Wasit Asing
Ungkapan tersebut memantik perhatian publik dan memicu simpati luas. Tagar #KamiBersamaYuran sempat ramai di media sosial, mencerminkan keresahan suporter terhadap integritas kompetisi. Erick Thohir sendiri mengaku terkejut dengan sanksi yang dijatuhkan, namun menegaskan bahwa Komdis bekerja independen.
Media Officer PSM Makassar, Sulaiman Abdul Karim, mengatakan bahwa pihaknya tengah mempersiapkan dokumen banding yang akan diajukan ke Komite Banding PSSI. Ia berharap proses banding berjalan cepat dan hasilnya berpihak pada keadilan.
“Kami maunya bebas dari sanksi, kita lihat nanti pengadil yang memutuskan,” ujarnya kepada wartawan. Ia juga membuka kemungkinan untuk pengurangan hukuman, bila bebas murni tak dikabulkan.
Baca Juga : FIFA Resmi Jatuhkan Sanksi ke PSSI Terkait Laga Indonesia vs Bahrain di GBK
Dengan Liga 1 2024–2025 yang tinggal menyisakan dua pekan, PSM berharap penyelesaian kasus ini tak memakan waktu panjang. Meski opsi peninjauan kembali (PK) belum diambil, pihak klub tetap membuka ruang jika banding tak membuahkan hasil yang diharapkan.
“Kami lihat saja dulu hasil Komite Banding. Mudah-mudahan kita tidak sampai ke arah peninjauan kembali supaya tidak berlarut-larut,” tutur Sulaiman.