ABATANEWS, JAKARTA — Ganjar Pranowo resmi menyatakan bersedia maju sebagai kandidat pada Pilpres 2024 mendatang.
“Kalau untuk bangsa dan negara apa sih yang kita tidak siap,” ujar Ganjar saat ditanya mengenai kesiapannya maju sebagai capres dalam talkshow di BTV, yang dilihat pada Rabu (19/10/2022).
Hanya saja, kapan deklarasinya, Ganjar tak mau berkomentar jauh. Ia lebih menyerahkan keputusan tersebut kepada partai politik, yang merupakan ‘kendaraan’ resmi untuk bertarung pada Pilpres 2024.
Baca Juga : Basuki Hadimuljono Gantikan Ganjar Pranowo Jadi Ketum Kagama
Lantas, seperti apa karier Ganjar di kancah politik?
Lelaki kelahiran 28 Oktober 1968 itu memang dikenal sebagai aktivis saat masih kuliah di Fakultas Hukum UGM. Pria kelahiran Karanganyar Jawa Tengah itu memang aktif di organisasi kemahasiswaan Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI).
Karena GMNI dikenal sebagai organisasi “Soekarno-is”, Ganjar pun melanjutkan kiprahnya terjun ke partai politik Partai Demokrasi Perjuangan (PDI) pada tahun 1995.
Baca Juga : MPR RI Akan Hubungi Anies dan Ganjar untuk Pastikan Hadiri Pelantikan Prabowo-Gibran
Kala PDI dilanda dualisme pada tahun 1996 atau yang dikenal sebagai Peristiwa Kudatuli, Ganjar memantapkan pilihan untuk ikut ke gerbong Merawati Soekarnoputri dengan membentuk Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
Dalam pengakuannya, yang dikutip dari situs Femina 21 April 2016, Ganjar merupakan salah satu orang yang menyusun kurikulum PDIP dan bahkan kerap ikut dalam tim untuk mengasistensi dan membentuk PDIP di daerah.
Pada tahun 2004, Ganjar terjun ke dunia politik yang sebenarnya pertama kali. Ia langsung menargetkan duduk di kursi DPR RI. Hanya saja, Ganjar kalah.
Baca Juga : PDIP Umumkan Usungan di Pilgub Akhir Juli, Siapa Disiapkan Lawan Andi Sudirman?
Beruntung, di pertengahan jalan, Ganjar akhirnya berhasil duduk di Senayan. Jakob Tobing yang sebelumnya terpilih sebagai Anggota DPR RI ke-8 kalinya, memilih mengundurkan diri, lalu diangkat oleh Presiden Megawati saat itu menjadi Duta Besar di Korea Selatan pada
Ganjar kembali maju pada Pileg 2009. Kali ini, Ganjar tak mau jadi ‘ban serep’ lagi. 65 ribu lebih suara yang diperolehnya berhasil mengantarkan dirinya kembali bekerja sebagai wakil rakyat. Ia menduduki jabatan Wakil Ketua Komisi II DPR RI.
Belum habis masa jabatannya, Ganjar didorong maju pada arena yang lebih besar, yakni Pemilih Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Tengah pada tahun 2013. Tercatat sebagai pendaftar ke-23, berpasangan dengan Heru Sudjatmoko, berhasil meraup 48 persen suara dan mengukuhkan diri sebagai pemenang Pilgub Jawa Tengah.
Baca Juga : Pembubaran TPN, Ganjar Tegaskan Bakal Jadi Oposisi Pemerintah
Sejak itu, karier politik Ganjar makin mentereng. Baru setahun sebagai gubernur, Ganjar ikut dalam kontestasi pemilihan Ketua Umum Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (KAGAMA). Lewat mekanisme musyawarah mufakat, bersama 3 kandidat lainnya, yakni Sri Sultan Hamengkubuwono, Budi Karya Sumadi, dan Usman Rianse, Ganjar dipilih sebagai Ketua Umum KAGAMA Periode 2014-2019.
Ganjar kembali maju pada Pilgub Jawa Barat 2018. Kali ini menggandeng politikus PPP, Taj Yasin Maimoen. Dan seperti diketahui, 10 juta lebih suara yang diraup, kembali mengantarkannya duduk sebagai ‘penguasa’ di Jawa Tengah hingga tahun 2023. Seperti diketahui pula, Jawa Tengah dikenal sebagai basis dari PDIP.
Begitu juga kariernya di KAGAMA. Pada tahun 2019, Ganjar secara aklamasi kembali diamanahkan sebagai Ketua Umum KAGAMA Periode 2019-2024.