ABATANEWS, TAKALAR – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Takalar terus memaksimalkan program pembinaan keterampilan bagi Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP), salah satunya melalui produksi songkok anyam. Program ini berhasil menunjukkan peningkatan signifikan dalam jumlah produksi.
Kepala Lapas Takalar, Mansur, menyampaikan bahwa saat ini produksi songkok anyam terus meningkat. Dalam satu bulan, warga binaan mampu memproduksi hingga 40 buah songkok.
“Setiap songkok anyam diproduksi selama satu minggu oleh seorang warga binaan. Saat ini, kami memiliki 21 warga binaan yang fokus pada pembinaan ini, dan pada bulan ini mereka berhasil memproduksi 40 songkok. Sebelumnya, hanya 32 songkok,” ungkap Mansur, Sabtu (28/9).
Mansur menjelaskan, harga songkok anyam bervariasi tergantung pada bahan dan kerapian hasil anyaman. “Untuk model standar, harga berkisar antara Rp125.000 hingga Rp150.000, sedangkan yang bercorak emas dijual antara Rp225.000 hingga Rp250.000,” tambahnya.
Menurut Mansur, program pembinaan pembuatan songkok anyam ini merupakan salah satu program unggulan Lapas Takalar yang akan terus dioptimalkan. “Kemarin, saya bertemu dengan Penjabat (Pj.) Bupati Takalar untuk bersilaturahmi sekaligus memperkenalkan diri sebagai Kepala Lapas yang baru. Kami juga berdiskusi mengenai program songkok anyam ini, dan Pj. Bupati siap mendukung pengembangannya,” ujarnya.
Mansur berharap, program pembinaan ini tidak hanya mampu meningkatkan citra positif Lapas Takalar, tetapi juga dapat menjadi bekal keterampilan bagi warga binaan ketika mereka bebas nanti.
Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kemenkumham Sulawesi Selatan, Taufiqurrakhman, beberapa hari lalu juga sempat meninjau berbagai hasil kerajinan tangan warga binaan di Lapas Takalar. Ia mengungkapkan rasa kagumnya terhadap hasil karya mereka.
“Saya sangat bangga dengan hasil karya para warga binaan di Lapas Takalar. Mereka mampu menghasilkan karya berkualitas dan luar biasa, meskipun berada di dalam lembaga pemasyarakatan,” ujar Taufiqurrakhman.