ABATANEWS, MAKASSAR — PT Vale Indonesia terus memperluas ekspansi sejak beroperasi tahun 1968 di Indonesia.
PT Vale kembali ekspansi ke Pomalaa dan Morowali yang telah di ground breaking awal tahun ini.
“Produksi kita akan naik tujuh hingga delapan kali lipat di tahun 2025 hingga 2026,” kata Head of Communication PT Vale Indonesia, Bayu Aji di Makassar, Sabtu (15/4/2023).
Baca Juga : PT Vale Indonesia Tanggapi Isu Eksplorasi Nikel di Blok Tanamalia
Di blok Pomalaa kapasitas produksi akan mencapai 120 ribu ton yang nantinya akan menghasilkan baterai. PT Vale juga mendukung program pemerintah terkait hilirisasi tambang.
“Sejak 1968 kita memang tidak pernah mengekspor biji nikel mentah. Sehingga ini sejalan dengan program pemerintah saat ini yang inginkan hilirisasi,” lanjut Bayu.
Selain itu, PT Vale terus berkomitmen untuk menjaga lingkungan dengan mengoperasikan blok Pomalaa dan Morowali tidak akan lagi memakai batu bara. Pengoperasioan smelter nantinya menggunakan pasokan gas alam cair atau liquefied natural gas (LNG).
Baca Juga : Walhi Sulsel Tuntut Keluarkan Moratorium dan Hentikan Eksplorasi Tambang Nikel di Blok Tanamalia
“Komitmen kita selama smelter belum ada kita tidak akan jalan. Semuanya tidak akan lagi berbasis batu bara tetapi LNG,” jelas Bayu.
Bayu Aji juga kembali menegaskan komitmen PT Vale untuk terus memperhatikan lingkungan. Bahkan, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) saat meninjau kawasan tambang dan smelter di Luwu Timur menyampaikan apresiasinya.
Jokowi mengapresiasi upaya perbaikan lingkungan yang dilakukan oleh PT Vale Indonesia di wilayah pertambangan mereka. Presiden juga meminta perusahaan tambang lainnya untuk melakukan hal serupa.
Baca Juga : Bantuan Alat Berat PT Vale Bantu Buka Akses Masyarakat Pasca Bencana di Luwu
“Ini akan saya perintahkan, segera saya perintahkan kepada seluruh perusahaan tambang di Indonesia mengopi/meniru apa yang telah dilakukan PT Vale,” ujar Jokowi (30/3/2023).