Kamis, 21 Maret 2024 13:08

Pria Mabuk Aniaya Ibu Kandung di Makassar, Ancam Korban Pakai Gergaji

Firman (30) saat diringkus Polisi usai menganiaya ibu kandungnya. (foto: Ist)
Firman (30) saat diringkus Polisi usai menganiaya ibu kandungnya. (foto: Ist)

ABATANEWS, MAKASSAR – Seorang pemuda atas nama Firman (30) dengan tega menganiaya ibu kandungnya sendiri Nursiah (62). Bahkan, saat menjalankan aksinya, pelaku mengancam korban dengan menggunakan gergaji.

Aksi penganiayaan ini terjadi di rumah korban yang terletak di Jl Rappocini lrg 9 Kota Makassar. Pelaku yang masih satu rumah dengan korban datang sekitar pukul 00.50 Wita, Kamis (21/3/2024) dengan kondisi mabuk.

Berdasarkan pengakuan korban, awalnya ia tertidur dan didatangi pelaku. Saat membuka pintu, pelaku langsung mengamuk dan memelintir, mendorong, hingga mencekiknya.

Baca Juga : Mario Dandy Satriyo Dijatuhi Hukuman Penjara 12 Tahun

Tak puas menganiaya korban, pelaku mengambil gergaji yang berada dalam rumah untuk mengancam korban. Bahkan, pelaku turut mengancam bakal membakar rumah beserta korban.

Menerima laporan korban, Kapolsek Rappocini, Kompol Muhammad Yusuf melakukan penyelidikan. Pihaknya juga menerjunkan Personil Unit Opsnal Reskrim melakukan penyelidikan.

“Pada saat personil riba di rumah pelaku, pelaku sempat melarikan diri dan bersembunyi di atas plafon rumah. Namun personil melakukan pencarian dan berhasil mengamankan pelaku. Pelaku sudah dibawa ke Mako Polsek Rappocini Makassar guna dilakukan Introgasi,” papar Kompol Muhammad Yusuf.

Baca Juga : Curi Handphone di Parkiran Masjid, Pemuda di Makassar Diringkus Polisi

Berdasarkan keterangan pelaku, ia mengakui bahwa dirinya memang mabuk saat datang ke rumahnya. Namun awalnya, ia bertengkar dengan saudarinya dan sang ibu datang untuk melerai.

“Namun pelaku lansung mempelintir tangan korban sebelah kanan, serta mencekik leher korban. Selanjutnya pelaku masuk kedalam kamarnya dan mengambil geregaji yang sudah disita. Saat Ini korban sementara dirawat di IGD RS Islam Faisal,” pungkasnya.

Penulis : Wahyu Susanto
Komentar