ABATANEWS, JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan memprediksi puncak kasus Covid-19 varian Omicron di Indonesia terjadi pada awal Februari 2022.
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap pengalaman negara lain, kata dia, puncak varian Omicron mencapai puncaknya dalam kisaran waktu 40 hari, lebih cepat dari varian Delta.
“Untuk kasus Indonesia, kita perkirakan puncak gelombang karena Omicron akan terjadi pada awal Februari,” kata Luhut dalam keterangan persnya, pada Rabu (12/1/2022).
Baca Juga : Eks Kadinsos Makassar Jadi Tersangka Kasus Mark Up Bansos Covid-19
Menurutnya, strategi penanganan varian Omicron akan berbeda dengan varian Delta. Pasalnya, Luhut mengatakan sebagian besar kasus varian Omicron yang terjadi diperkirakan akan bergejala ringan.
“Indonesia saat ini jauh lebih siap dalam menghadapi potensi gelombang varian Omicron. Saya yakin kasus tidak akan meningkat setinggi negara lain,” ujar Luhut.
Luhut melaporkan kasusCovid-19-indonesia"> Covid-19 di Indonesia mencapai bertambah 802 per Selasa, 11 Januari 2022. Dia mengatakan peningkatan kasus tersebut masih didominasi oleh para pelaku perjalanan luar negeri.
Baca Juga : Pemerintah Canangkan Skema BBM Subsidi Berbasis AI
“Hari ini (Selasa) jumlah kasus mencapai 802 kasus, tetapi sebagian masih disumbangkan oleh PPLN. Dari 537 kasus di Jakarta, 435 kasus berasal dari PPLN,” jelasnya.
Dia pun kembali mengimbau masyarakat untuk tidak bepergiran dulu keluar negeri dalam 2 sampai 3 minggu depan. Disisi lain, Luhut memastikan pemerintah akan memonitor secara ketat perkembangan kasus dan akan mengambil langkah-langkah antisipasi yang diperlukan.
“Perawatan di RS akan menjadi salah satu indikator utama. Kami akan high alert ketika BOR mendekati 20-30 persen,” tutur Luhut. (*)