ABATANEWS, JAKARTA — Presiden Prabowo Subianto menegaskan komitmennya untuk menghemat anggaran negara dengan memangkas pengeluaran yang dinilai tidak perlu. Ia menyoroti praktik perjalanan dinas ke luar negeri yang sering disalahgunakan sebagai alasan untuk membelanjakan uang negara.
Dalam pidatonya pada Kongres ke-18 Muslimat NU di Surabaya, Senin (10/2/2025), Prabowo mengungkapkan bahwa kebijakan efisiensi ini mendapat perlawanan dari sejumlah pihak di birokrasi. Menurutnya, ada oknum yang merasa “kebal hukum” dan enggan menerima perubahan.
“Ada yang melawan saya, ada, dalam birokrasi, dalam birokrasi. Merasa sudah kebal hukum, merasa sudah jadi raja kecil, ada, saya mau hemat uang. Uang itu untuk rakyat,” ujar Prabowo.
Baca Juga : THR ASN Hingga Pensiunan Dicairkan 17 Maret 2025
Sebagai bagian dari upaya penghematan, Prabowo menekankan bahwa perjalanan ke luar negeri hanya diperbolehkan jika memang untuk kepentingan negara atau pendidikan.
“Saya ingin pengeluaran-pengeluaran yang tidak perlu, yang mubazir, yang alasan untuk nyolong, saya ingin dihentikan, dibersihkan,” tegasnya.
“Tugas belajar boleh, tugas atas nama negara boleh, jangan tugas yang dicari-cari untuk jalan-jalan. Kalau mau jalan-jalan, pakai uang sendiri,” tambahnya.
Baca Juga : Presiden Prabowo Target 18 Millar Dollar AS Hasil Kerja Sama Indonesia dan Vietnam
Instruksi penghematan ini tertuang dalam Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025 tentang Efisiensi Belanja dalam Pelaksanaan APBN dan APBD 2025. Target efisiensi anggaran mencapai Rp306,69 triliun, yang terdiri dari Rp256,1 triliun dari belanja kementerian/lembaga dan Rp50,59 triliun dari dana transfer ke daerah.
Dengan kebijakan ini, Prabowo ingin memastikan bahwa anggaran negara benar-benar dimanfaatkan untuk kepentingan rakyat, seperti penyediaan makanan bagi anak-anak dan perbaikan fasilitas pendidikan.