ABATANEWS – Taliban melarang anak perempuan masuk sekolah. Yang boleh, hanya anak laki-laki dan guru laki-laki.
“Semua guru dan siswa laki-laki harus masuk sekolah,” kata sebuah pernyataan menjelang kembali digelarnya belajar tatap muka pada Sabtu, hari pertama mingguan di Afghanistan, dikutip dari AFP via merdeka.com, Minggu (19/9/2021).
Pernyataan tersebut, diterbitkan pada Jumat malam, tidak menyebutkan guru dan siswa perempuan.
Baca Juga : Pentingnya Islam Damai, Perempuan Ini Kerap Ditakut-takuti Akhirnya Jadi Bintang Porno
“Kita kekurangan guru, kebanyakan dari mereka perempuan dan tidak diizinkan masuk oleh pemerintah baru, yang menjadi masalah buat kami,” kata seorang pejabat di sebuah sekolah menengah di Kabul yang meminta tidak disebutkan namanya kepada AFP pada Sabtu.
Sekolah menengah baik SMP dan SMA, siswanya berusia antara 13 dan 18 tahun, kerap dipisahkan berdasarkan jenis kelamin.
Selama pandemi Covid-19, sejumlah sekolah ditutup berulang kali dan kembali ditutup sejak Taliban mengambil alih kekuasaan.
Baca Juga : Taliban Izinkan Siswi Sekolah, Mahasiswi Belum
Sejak Taliban digulingkan pasukan koalisi Amerika Serikat (AS) pada 2001, ada kemajuan signifikan pendidikan untuk anak perempuan di Afghanistan, di mana jumlah sekolah meningkat dan tingkat literasi perempuan hampir naik dua kali lipat menjadi 30 persen, walaupun perubahan itu lebih banyak terjadi di wilayah perkotaan.
PBB mengatakan pihaknya sangat khawatir terkait masa depan pendidikan anak-anak perempuan di Afghanistan.
“Sangat penting semua anak perempuan, termasuk anak perempuan yang lebih dewasa, bisa melanjutkan pendidikan mereka tanpa penundaan lebih jauh. Karena itu, kita perlu guru-guru perempuan untuk kembali mengajar,” jelas UNICEF.