ABATANEWS, GORONTALO – Aksi penipuan dengan mencatut nama Penjabat Gubernur Gorontalo Hamka Hendra Noer meresahkan masyarakat Gorontalo.
Untuk itu masyarakat atau pejabat di Gorontalo diminta berhati hati, jika menerima Whatsapp (WA) mengatasnamakan penjabat Gubernur, ajudan atau sespri dan lainnya. (20/7/2022).
Kadis Kominfotik Provinsi Gorontalo Masran Rauf mengutip imbauan Penjagub Gorontalo mengatakan sejak kemarin, sudah ada laporan masuk ke Penjagub terkait tindak penipuan tersebut.
Maka dari itu, Penjagub Hamka mengimbau kepada masyarakat ataupun pejabat ataupun tokoh masyarakat di Gorontalo tidak percaya dengan Whatsapp.
“Atau telepon mengatasnamankan dirinya. Apalagi dengan meminta sesuatu, jangan dilayani, atau segera lapor kepada yang berwajib,” ujar Masran Rauf.
Kata Masran Rauf, setelah melalui investtigasi lapangan penipuan diawali dengan oknukm Penelepon yang meminta no hp dan wa, dengan cara menghungi sejumlah dinas
Baca Juga : Rudy Salahuddin Paparkan 10 Program Prioritas Penjabat Gubernur di Kemendagri
Sejauh ini menurut Masran Rauf, aksi penipuan dengan mengaku sebagai pejabat di Gorontalo marak. Pasalnya selain mengaku penjagub, ada lagi yang mengaku sebagai Kasrem 133 NWB. Tapi ketika ditelusuri ternyata itu bukan nomor dari Kasrem.
“Mereka (oknum) penipu berganti ganti nomor. Jadi sekali lagi hati hati, khususnya pejabat di jajaran Pemprov dan masyarakat Gorontalo agar tidak tertipu, ”kata Masran Rauf.
Sementara itu, Penjagub Hamka juga mengimbau kepada pejabat dijajaran Pemprov, unsur muspida agar tidak dengan mudah memberikan no telepon kepada seseorang yang tidak dikenal.
Baca Juga : Pemprov Kaltara Kunjungi Inspektorat Gorontalo Untuk Studi MPKD
Karena modus operandi oknum penipu, biasanya menghubungi pejabat, dan meminta nomor kontak penjabat gubernur, ajudan ataupun pejabat di Pemprov.
Kemudian, Oknum penipu setelah mendapatkan nomor diminta, maka akan dijadikan target penipuan.
“Sekali lagi, kepada pejabat pemprov, tokoh masyarakat, dan pejahat dijajaran unsur forkopinda untuk hati hati dan tidak mudah percaya,” tegas Hamka.