Rabu, 06 Juli 2022 13:17

Pemkab Takalar Belum Ambil Keputusan Soal Asrama Himpermata, Ini Alasannya

Sejumlah mahasiswa dari Himpunan Pelajar dan Mahasiswa Takalar (Hipermata) menggelar aksi unjuk rasa, kemarin (5/7/2022).
Sejumlah mahasiswa dari Himpunan Pelajar dan Mahasiswa Takalar (Hipermata) menggelar aksi unjuk rasa, kemarin (5/7/2022).

ABATANEWS, TAKALAR – Sejumlah mahasiswa dari Himpunan Pelajar dan Mahasiswa Takalar (Hipermata) menggelar aksi unjuk rasa, kemarin (5/7/2022).

Aksi yang digelar selama dua hari itu mengusung isu soal keinginan mereka untuk menguasai Asrama IV Hipermata di wilayah Tamalanrea Kota Makassar.

“Tidak ada alasan lagi bagi pemda untuk tidak menyerahkan asrama IV kepada Hipermata,” teriak Orator aksi.

Baca Juga : Pemkab Takalar Gelar Rapat Forum Komunikasi Pemangku Kepentingan Utama JKN

Mahasiswa yang ngotot bertemu Bupati dan Sekda Takalar itu, ditemui oleh Asisten I Sekda Takalar, Andi Rijal Mustamin.

Kepada media, Andi Rijal menjelaskan bahwa pemkab belum melakukan serah terima asrama kepada organisasi mahasiswa dikarenakan berbagai alasan.

“Yang krusial adalah mengingat kondisi organisasi Hipermata yang masih Dualisme. Demi menjaga stabilitas mahasiswa Takalar, pemkab memilih untuk menangguhkan dulu serah terima asrama. Pemkab menunggu mereka bersepakat soal mekanisme pemanfaatannya,” urai Andi Rijal.

Baca Juga : Pj Ketua TP PKK Takalar Hadiri Rapat Koordinasi Nasional TP PKK Tahun 2024

Untuk diketahui, dalam beberapa tahun terakhir, organisasi mahasiswa asal Takalar mengalami perpecahan yang menghasilkan dua kubu. Mereka dikenal dengan Kubu Baji Ateka dan Kubu Bontomene.

Sementara itu, dikonfirmasi terpisah, Ketua Hipermata kubu Bontomene, Suhardi hanya menjelaskan mekanisme pengelolaan asrama Hipermata.

“Kalau soal asrama tdk bisa masuk begitu saja. Ada aturan tersendirinya bagi yg mau tinggal baik itu di asrama putra maupun asrama putri,” kata Suhardi.

Baca Juga : Pj. Bupati Takalar Hadiri HLM TPID Sulsel di Tanjung Bira

Dirinya menambahkan bahwa mekanisme dan aturan itu harus dijalankan dan tidak boleh seenaknya.

“Dan itu kita selalu jalankan di aspura dan aspuri,” singkat Suhardi.

Penulis : Wahyuddin
Komentar