ABATANEWS, JAKARTA — Presiden Prabowo Subianto dikabarkan turun langsung membahas masa depan pembiayaan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) atau Whoosh, dalam rapat terbatas yang digelar di Istana. Pemerintah kini tengah mencari skema paling efisien dan berkelanjutan untuk menyelesaikan utang proyek senilai Rp116 triliun.
Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi mengatakan, salah satu opsi yang sedang dipertimbangkan ialah meminta kelonggaran waktu pembayaran utang agar beban keuangan proyek bisa lebih terukur.
“Kemarin di dalam ratas itu (utang Whoosh) bagian dari salah satu yang dibicarakan. Pemerintah sedang mencari skema yang terbaik, termasuk perhitungan-perhitungan angkanya, termasuk kemungkinan-kemungkinan untuk kita bisa meminta kelonggaran dari sisi waktu pembayaran,” jelas Prasetyo di ANTARA Heritage Center Jakarta Pusat, Kamis (30/10/2025).
Baca Juga : Presiden Prabowo Pimpin Pemusnahan 214,84 Ton Narkoba
Prabowo juga telah menugaskan jajaran ekonom utama pemerintah, yakni Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, serta CEO Danantara Rosan Roeslani, untuk menghitung ulang detail kewajiban dan mengevaluasi opsi perpanjangan masa pinjaman.
“Pak Airlangga, Menteri Ekonomi, Menteri Keuangan, kemudian CEO Danantara, diminta untuk, sebagaimana tadi yang saya sampaikan, menghitung lagi detailnya, kemudian opsi-opsi untuk meminta misalnya perpanjangan masa pinjaman, itu bagian nanti dari skenario-skenario skema yang terbaik,” tuturnya.
Lebih jauh, Prasetyo menegaskan bahwa pemerintah tidak hanya fokus pada penyelesaian utang Whoosh, tetapi juga pada pembenahan sistem transportasi publik nasional.
Baca Juga : KPK Mulai Buka Penyelidikan Kasus Dugaan Korupsi Kereta Cepat Whoosh
“Tidak hanya Whoosh, mulai dari transportasi kereta api yang non-kereta api cepat, kemudian transportasi bus, transportasi kapal, semuanya sedang coba kita perbaiki,” katanya.
 
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
  
 