ABATANEWS, JAKARTA — Pemerintah Indonesia semakin serius dalam menata penyaluran Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi agar tepat sasaran.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, mengungkapkan bahwa penggunaan teknologi Artificial Intelligence (AI) akan menjadi solusi utama dalam memastikan penyaluran BBM subsidi hanya kepada mereka yang berhak.
Dalam pertemuan di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta (6/9/2024), Luhut menyatakan bahwa sosialisasi pengaturan BBM subsidi akan segera dimulai, sementara pelaksanaan penuh dijadwalkan untuk 1 Oktober 2024.
Baca Juga : Daftar Harga BBM Per-1 November, Harga Non Subsidi Kembali Naik
Sosialisasi ini akan memberi pemahaman kepada masyarakat mengenai perubahan besar yang akan terjadi, terutama terkait penerapan teknologi canggih untuk mengawasi pembelian BBM bersubsidi.
Penggunaan AI untuk Efisiensi dan Kesehatan Lingkungan
Dengan memanfaatkan kecerdasan buatan, pemerintah berharap bisa menghemat hingga Rp 90 triliun setiap tahunnya. AI akan digunakan untuk memantau dan menghentikan otomatis penyaluran BBM bersubsidi pada kendaraan yang tidak sesuai dengan data yang telah terdaftar.
Baca Juga : Kementerian ESDM Ungkap Alasan Pembatasan BBM Subsidi Batal Dilakukan
Inovasi ini juga diharapkan berdampak pada perbaikan kualitas udara, khususnya di Jakarta yang sering kali mengalami tingkat polusi tinggi.
“Pengaturan subsidi BBM berbasis AI ini sangat penting tidak hanya untuk penghematan anggaran negara, tetapi juga untuk kesehatan kita semua. Dengan mengurangi polusi udara, kita juga melindungi kesehatan masyarakat,” ujar Luhut.
Digitalisasi sebagai Pilar Penghematan Negara
Baca Juga : Pemerintah Tegaskan BBM Subsidi Bukan untuk Kelas Atas
Inisiatif ini merupakan bagian dari program digitalisasi yang sedang digencarkan oleh pemerintah, dengan fokus pada penggunaan teknologi modern untuk menata sektor-sektor krusial.
Luhut menjelaskan bahwa teknologi ini akan mengintegrasikan big data dan AI untuk memastikan bahwa hanya kendaraan terdaftar yang dapat mengakses BBM subsidi. Jika kendaraan yang tidak berhak mencoba mengisi BBM bersubsidi, sistem secara otomatis akan menghentikan pengisian.
“Orang yang tidak berhak akan otomatis terdeteksi, nozzle akan berhenti bekerja jika plat nomor tidak sesuai. Ini adalah langkah nyata dalam memastikan bahwa subsidi diberikan hanya kepada mereka yang benar-benar membutuhkan,” jelas Luhut.
Baca Juga : Pertamina Bantah Distribusi Pertalite Dihentikan 1 September
Lebih jauh, Luhut menegaskan bahwa potensi penghematan yang dihasilkan dari penyaluran BBM subsidi yang tepat sasaran dapat dialokasikan ke sektor-sektor lain yang lebih mendesak.
Dana yang dihemat dari subsidi ini dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan, memperkuat industri, dan mendorong pembangunan nasional.
“Jika kita bisa menghemat Rp 90 triliun per tahun, dana tersebut bisa kita gunakan untuk hal-hal yang lebih penting seperti pendidikan dan pengembangan industri,” tambah Luhut.