Selasa, 15 Juni 2021 16:33

Pemda Bulukumba Beberkan Kronologi Bupati dan Pendemo Bersitegang

Pemda Bulukumba Beberkan Kronologi Bupati dan Pendemo Bersitegang

ABATANEWS, BULUKUMBA – Bupati Bulukumba, Muchtar Ali Yusuf sebelumnya bersitegang dengan pendemo di Kantor Bupati Bulukumba, Senin (14/6/2021).

Para pendemo menyebut Bupati Bulukumba tidak memiliki itikad baik untuk menerima aspirasi para pendemo.

Baca Juga : DPRD Makassar Terima Aspirasi PMII, Salah Satu Tuntutannya Tolak Kereta Api At Grade

Namun, hal itu dibantah oleh Kasubag Publikasi Setda Bulukumba, Andi Ayatullah Ahmad. Justru, Bupati Muchtar yang bersikap terbuka terhadap demonstran.

“Bupati Bulukumba Muchtar Ali Yusuf justru harus diapresiasi karena menemui para pendemo. Ini artinya Bupati memiliki respon baik jika ada elemen masyarakat ingin menyampaikan aspirasinya,” ungkapanya kepada awak media.

Andi Ayatullah menjelaskan, justru saat demo berlangsung, Bupati Muchtar sedang mengikuti konferensi video pembekalan kepala daerah yang dihelat Kementerian Dalam Negeri. Tapi karena tak ingin mengecewakan masyarakat, Bupati Muchtar menyempatkan untuk menemui para aktivis PMII.

Baca Juga : DPRD Makassar Terima Aspirasi PMII, Salah Satu Tuntutannya Tolak Kereta Api At Grade

Hanya saja, niat baik Bupati Muchtar tidak disambut baik. Ajakannya untuk berdialog di halaman kantor tidak diindahkan.

“Pihak pendemo tidak mau masuk dengan alasan mereka masih mau orasi dan bakar ban,” papar Andi Ayatullah.

Andi Utta, sapaan karib Bupati Bulukumba, sebenarnya berharap, para pendemo tidak perlu lagi untuk terus berorasi di luar kantor karena telah dibukakan ruang berdiskusi.

Andi Utta akhirnya memilih mengalah dan menemui langsung pendemo di luar halaman kantor. Tapi lagi-lagi, pendemo malah melakukan tindakan yang tidak etis. Makanya Andi Utta sempat terpancing emosi dengan menendang ban yang hendak dibakar oleh demonstran.

Baca Juga : DPRD Makassar Terima Aspirasi PMII, Salah Satu Tuntutannya Tolak Kereta Api At Grade

Andi Utta, kata Ayatullah, sebetulnya begitu mengapresiasi masyarakatnya yang ingin menyampaikan aspirasi. Hanya saja, caranya yang dianggap tidak tepat sehingga apa pesan kebaikannya tidak tersampaikan dengan baik.

Komentar
Berita Terbaru