ABATANEWS, MAKASSAR – Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memasukkan Israel ke dalam daftar hitam sebagai pelaku kekerasan terhadap anak. Hal itu buntut Israel melancarkan serangan kepada gedung sekolah PBB di Gaza, Palestina, beberapa hari lalu.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan dirinya telah memberitahukan keputusan tersebut kepada atase pertahanan Israel di Amerika Serikat, Mayor Jenderal Hidai Zilberman.
Bahkan, Duta besar Israel untuk PBB, Gilad Erdan, mengaku telah menerima pemberitahuan resmi soal keputusan itu dari Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres.
Baca Juga : Temui Sekjen PBB, Prabowo Tegaskan Komitmen Indonesia pada Energi Terbarukan
“Ini sungguh keterlaluan dan salah,” tulis Erdan, dalam sebuah unggahan video, seperti dilansir Al Jazeera, Sabtu (8/6/2024).
Ia mengaku telah menanggapi keputusan memalukan tersebut. Namun, ia menekankan bahwa tentara Israel adalah yang paling bermoral di dunia.
“Satu-satunya yang masuk daftar hitam adalah Sekjen yang memberi insentif dan mendorong terorisme, dimotivasi oleh kebencian terhadap Israel,” ungkapnya.
Baca Juga : Rumah PM Israel Benjamin Netanyahu Dilempari 2 Granat
Sebelumnya, entitas yang tercantum dalam daftar hitam tersebut adalah negara-negara seperti Afghanistan, Mali, Myanmar, Somalia, Sudan, Yaman, dan Suriah, serta organisasi teroris seperti Al Qaida, ISIS, Al Shabaab, dan Boko Haram.
Laporan yang ditulis oleh Perwakilan Khusus PBB untuk Anak dan Konflik Bersenjata Virginia Gamba tersebut akan merangkum peristiwa tahun 2023, termasuk meningkatnya insiden korban jiwa anak akibat agresi Israel ke Jalur Gaza sejak Oktober 2023.
Data laporan tersebut berasal dari informasi dari organisasi PBB dan sumber lokal. Pencantuman suatu entitas dalam laporan tersebut akan berimbas pada munculnya laporan rinci terhadap entitas itu.
Baca Juga : Presiden Prabowo Dukung Solusi Dua Negara Selesaikan Konflik Palestina
Dengan demikian, perwakilan khusus PBB tersebut akan membuat laporan spesifik terkait Israel yang akan mereka sampaikan kepada DK PBB.
Walau begitu, laporan tersebut tidak eksplisit menyebut Israel atau militer Israel, namun hanya menyebut “pasukan keamanan Israel”.
Rancangan laporan daftar hitam yang diterima pihak Israel beberapa bulan lalu mencantumkan sejumlah pelanggaran yang telah dilakukannya di Jalur Gaza, seperti penggunaan bom di daerah berpenduduk, upaya merekrut anak-anak sebagai informan perang, dan memanfaatkan anak-anak sebagai tameng manusia.