ABATANEWS — Rencana rahasia yang akan diberlakukan ketika Ratu Ingris meninggal terungkap.
Di dalamnya memuat rencana menurunkan semua bendera pemerintah menjadi setengah tiang dalam waktu sepuluh menit. Kemudian diikuti oleh pidato TV dan tur Inggris oleh Pangeran Charles dan upacara peringatan yang telah direncanakan sebelumnya di Katedral St Paul untuk para menteri yang akan dibuat terlihat spontan.
‘Operation London Bridge’ telah bocor setelah diperbarui selama pandemi coronavirus. Hari Ratu Inggris meninggal disebut ‘D-Day’.
Baca Juga : Ucapan Belasungkawa Presiden Jokowi ke Ratu Elizabeth II: Ratu yang Dikagumi Dunia
Rencana ini pertama kali dibuat pada tahun 1960-an tetapi belum pernah dipublikasikan secara rinci seperti saat ini. Meskipun tidak ada indikasi bahwa Ratu Elizabeth yang kini berusia 95 tahun sedang tidak sehat. Pertanyaan besar pun muncul tentang bagaimana dokumen yang begitu sensitif tersebut bisa dipublikasikan.
Yang lebih memalukan bagi Pemerintah, Operasi Spring Tide, rencana yang dijaga ketat untuk suksesi Pangeran Charles naik tahta juga bocor.
Istana Buckingham menolak berkomentar atas kebocoran ini, tetapi orang dalam mengatakan para pejabat tidak senang.
Baca Juga : Ratu Elizabeth II Wafat, Pangeran Charles Naik Tahkta
“Saya pikir itu mengerikan dan kejam untuk merilis rencana rahasia tentang kematian Ratu. Di mana moral kita?” kata Pakar kerajaan Angela Levin dilansir DailyMail.
Kebocoran ini mengungkapkan orang pertama di luar Istana Buckingham yang diberitahu berita sedih itu adalah Perdana Menteri yang akan ditelepon oleh Sekretaris Pribadi Ratu, sebelum kepada anggota kabinet, anggota dewan rahasia dan senior tokoh termasuk di Angkatan Bersenjata yang merencanakan penghormatan senjata di seluruh negeri beberapa jam kemudian.
Mereka semua akan diberi pesan tertulis yang sama: ‘Kami baru saja diberitahu tentang kematian Yang Mulia Ratu. Kebijaksanaan diperlukan’.
Baca Juga : Seorang Jurnalis Picu Kemarahan Usai Menulis Ratu Elizabeth Seharusnya Mati
Rumah tangga kerajaan kemudian akan mengeluarkan pemberitahuan resmi yang menyampaikan berita sedih kepada publik melalui TV dan pers termasuk konfirmasi bahwa pemakaman Ratu Elizabet akan berlangsung sepuluh hari kemudian di Westminster Abbey sebelum dimakamkan di ruang bawah tanah keluarga di sebelah Pangeran tercinta, Philip di Kastil Windsor.
Sebelum itu, jenazahnya akan disemayamkan selama tiga hari di Istana Westminster yang akan dibuka selama 23 jam sehari bagi anggota masyarakat untuk mengajukan penghormatan.
Departemen Transportasi memperingatkan bahwa London akan penuh untuk pertama kalinya dalam sejarah, dengan kereta api dan bus penuh sesak dengan orang-orang yang membanjiri ibu kota untuk meratapi Ratu dan kemudian berbaris di jalan-jalan untuk pemakaman. Hotel dikatakan akan penuh.
Baca Juga : Diminta Istirahat, Ratu Elizabeth II Dipastikan Absen di Konferensi Iklim COP26
‘Operation London Bridge’ yang diperbarui juga berisi rencana untuk media sosial dan telah diperbarui di era internet.
Situs web Keluarga Kerajaan akan diganti dengan halaman serba hitam dengan pernyataan singkat yang mengonfirmasi kematian Yang Mulia. Semua situs web GOV.UK akan memiliki spanduk hitam yang ditambahkan.
Setiap tweet oleh akun media sosial departemen Pemerintah dan menteri harus ditandatangani oleh spin doctor. Dan tidak ada pernyataan publik yang diizinkan sampai Perdana Menteri berbicara lebih dulu, mungkin dalam pidato di Downing Street.