ABATANEWS.COM – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memyebut pengguna kendaraan di Indonesia cenderung memilih segmen kendaraan yang memiliki harga jual kembali yang tinggi.
Sehingga, ekosistem pengguna kendaraan listrik di Indonesia belum bisa menciptakan harga sekunder mobil listrik.
“Mengingat baru berkembangnya produk EV, saat ini pasar mobil bekas untuk kendaraan EV belum terlalu matang,” kata Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, LKM, dan LJK Lainnya OJK Agusman dalam keterangan tertulisnya dikutip, Jumat (8/3/2024).
Baca Juga : Dicurigai Terlibat Judi Online, 10.000 Rekening Bank Diblokir
Menurutnya, estimasi nilai agunan untuk kendaraan listrik juga lebih kompleks dan dipengaruhi oleh komponen harga baterai yang cukup signifikan.
Dengan begitu, OJK yakin perusahaan pembiayaan bakal semakin berperan aktif dalam melakukan penyaluran pembiayaan kepada sektor kendaraan listrik.
Sebelumnya, Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) telah menyampaikan, sebanyak 80 persen pembelian kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) masih didominasi pembelian tunai.
Baca Juga : Penduduk di 5 Daerah Ini Paling Banyak Nunggak Pinjaman Online
Ketua APPI Suwandi Wiratno menuturkan, hal ini lantaran pembeli kendaraan listrik saat ini masih merupakan orang kelas atas.
“Pembeli EV hari ini paling tidak orang yang cukup dananya dan kedua dia mau first experience, maka pembeli EV hari ini masih 80 persen orang beli tunai,” ujarnya dalam konferensi pers Peluncuran Roadmap Pengembangan dan Penguatan Perusahaan Pembiayaan, beberapa waktu lalu.