ABATANEWS, JAKARTA – Hari ini, setiap tanggal 13 Oktober, masyarakat dunia memperingati No Bra Day, sebuah gerakan kampanye yang mengajak para perempuan untuk tidak memakai bra selama sehari.
Kampanye ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan kanker payudara, terutama deteksi dini dan pentingnya pemeriksaan payudara secara mandiri.
Sejarah No Bra Day
Gerakan No Bra Day pertama kali dimulai pada tahun 2011 oleh seorang ahli bedah plastik asal Toronto, Mitzy Bosworth, sebagai bagian dari peringatan Breast Cancer Awareness Month yang diadakan setiap Oktober.
Awalnya, gerakan ini lebih berfokus pada memberikan dukungan kepada mereka yang menjalani rekonstruksi payudara setelah mastektomi, sekaligus menekankan pentingnya mendeteksi kanker payudara sejak dini.
Pada tahun 2014, No Bra Day semakin populer, terutama dengan penyebarannya melalui media sosial.
Meskipun menjadi kampanye global, No Bra Day juga mendapat beberapa kritik karena dinilai mengalihkan fokus dari kesadaran kesehatan payudara ke aspek-aspek seksualisasi tubuh perempuan.
Namun, sebagian besar pendukung tetap berfokus pada tujuannya, yakni menyebarkan informasi tentang pentingnya deteksi dini dan mendukung para penderita kanker payudara.
Efek Kesehatan: Mitos dan Fakta
Salah satu perdebatan yang sering muncul terkait No Bra Day adalah efek kesehatan dari tidak mengenakan bra, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Banyak mitos yang beredar bahwa memakai bra bisa menyebabkan kanker payudara, namun penelitian ilmiah telah membantah hal ini.
Menurut penelitian yang dipublikasikan oleh National Cancer Institute, tidak ada bukti ilmiah yang menghubungkan penggunaan bra dengan peningkatan risiko kanker payudara.
Studi ini menyebutkan bahwa faktor risiko utama kanker payudara termasuk genetik, usia, gaya hidup, serta paparan hormon.
Kenyamanan dan Postur
Dari sisi kenyamanan, beberapa perempuan melaporkan bahwa tidak mengenakan bra memberikan perasaan lebih bebas, terutama bagi mereka dengan payudara yang lebih kecil.
Namun, bagi perempuan dengan ukuran payudara yang lebih besar, tidak memakai bra sepanjang hari bisa menyebabkan rasa tidak nyaman atau nyeri punggung karena kurangnya penyangga.
Sebuah penelitian dari French Sports Science and Movement Laboratory (2013) menemukan bahwa bra tidak berpengaruh signifikan pada kesehatan payudara dalam hal pencegahan kendur.
Faktanya, beberapa studi menunjukkan bahwa tidak memakai bra secara rutin dapat meningkatkan kekuatan jaringan payudara karena payudara dipaksa untuk menopang dirinya sendiri.
Kampanye Deteksi Dini Kanker Payudara
Tujuan utama No Bra Day adalah untuk mendorong perempuan lebih peduli terhadap kesehatan payudaranya, termasuk melakukan pemeriksaan payudara secara mandiri (SADARI) atau pemeriksaan rutin ke dokter.
World Health Organization (WHO) mencatat bahwa deteksi dini kanker payudara bisa secara signifikan meningkatkan tingkat kesembuhan. Oleh karena itu, kampanye ini mengingatkan pentingnya kesadaran untuk mengenali perubahan pada payudara dan segera berkonsultasi jika ditemukan kelainan.
Tantangan dan Kontroversi
Di balik kampanye positif ini, ada pula kritik yang menyebut bahwa No Bra Day dapat menempatkan perempuan dalam posisi rentan terhadap seksualisasi.
Beberapa aktivis feminis menilai bahwa fokus utama kampanye seharusnya lebih pada kesehatan payudara dan bukan semata-mata tidak memakai bra.
Oleh karena itu, di beberapa negara, kampanye ini juga disertai dengan diskusi kesehatan yang lebih mendalam.
Secara keseluruhan, No Bra Day merupakan bagian penting dari upaya global untuk meningkatkan kesadaran tentang kanker payudara, dengan tujuan agar perempuan lebih peduli terhadap kesehatan payudaranya. Meskipun masih ada perdebatan terkait dampak tidak memakai bra dalam sehari, fokus utama kampanye ini tetap pada edukasi dan deteksi dini kanker payudara yang telah terbukti menyelamatkan banyak nyawa.