ABATANEWS.COM – Muhammadiah memprediksi hari raya Idulfitri 1445 Hijriah kemungkinan bakal berbarengan dengan pemerintah. Yaitu, jatuh pada 10 April 2024 mendatang.
“Selamat Idulfitri seluruh Muslimin, Muhammadiyah ber-Idulfitri pada 10 April dan tampaknya akan sama dengan pemerintah,” kata Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir dalam keterangannya, Sabtu (7/4/2024).
Ia berharap masyarakat tidak perlu bingung dengan jadwal Idulfitri mendatang. Terutama di awal Ramadan 1445 H berbeda antara Muhammadiah dan pemerintah.
Baca Juga : Soal THM, Muhammadiyah Makassar Minta Maaf ke Danny Pomanto dan Ajak Lakukan Mediasi ke Pemprov Sulsel
Di mana saat itu, Muhammadiah menetapkan satu Ramadan jatuh pada 11 Maret 2024. Sementara pemerintah, baru memulai satu Ramadan pada 12 Maret 2024.
“Masyarakat tidak perlu binggung mengenai Ramadan beda tapi Idulfitrinya sama. Karena ada perbedaan cara penetapan,” imbuhnya.
Adapun diketahui, pemerintahan baru akan menetapkan Idulfitri melalui sidang isbat yang digelar pada Selasa 9 April 2024. Sidang isbat akan digelar di Auditorium HM. Rasjidi, kompleks Kementerian Agama RI, Jakarta.
Baca Juga : Hasil Survei Saat Ramadan, Pengeluaran Terbesar Masyarakat Indonesia Dikeluarkan saat Bukber
Haedar menyampaikan, pelajaran tentang menghormati perbedaan dapat dipetik dari praktik ibadah puasa. Menurutnya, puasa Ramadan tidak sekadar mengubah waktu makan, melainkan juga meningkatkan ketakwaan dan kesalihan.
Dalam pandangan Muhammadiyah, kesalihan tidak hanya berlaku pada individu, melainkan juga pada keluarga, masyarkakta, bahkan hingga kesalihan bernegara dan antarbangsa.
Nilai-nilai utama yang terkandung dalam kesalihan diharapkannya menjadi landasan untuk saling menghormati dan bertoleransi di atas semua perbedaan yang ada di muka bumi ini.
Baca Juga : Silaturahmi Idul Fitri, Danny Pomanto dan OPD Pemkot Sambut Kapolda Sulsel di Kediaman
Selain itu, Haedar menuturkan Muhammadiyah sedang mengampanyekan dibuatnya Kalender Hijriyah Global Tunggal (KHGT). Kalender ini diharapkan tidak hanya berlaku di Indonesia, tetapi juga di seluruh dunia.
Menurutnya, KHGT dapat menjadi jawaban atas utang peradaban yang dimiliki Islam. Dengan adanya KHGT, perbedaan waktu puasa atau Idulftir diharapkan tidak terulang kembali.
“Nanti satu tanggal baru itu berlaku untuk di semua negara. Seperti kalender masehi yang tidak ada perbedaan,” kata Haedar.