Senin, 07 Februari 2022 22:32

Mentan SYL Ajak Warga Bone Manfaatkan Pekarangan Jadi Lahan Produktif

Menteri Pertaniaj Syahrul Yasin Limpo saat berkunjung ke Kabupaten Bone, Sulsel, Senin (7/2/2022). (Foto: IST)
Menteri Pertaniaj Syahrul Yasin Limpo saat berkunjung ke Kabupaten Bone, Sulsel, Senin (7/2/2022). (Foto: IST)

ABATANEWS, BONE — Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) berkunjung ke Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, Senin (7/2/2022).

Syahrul mengajak masyarakat di Kelurahan Macanang, Kecamatan Tanete Riattang Barat, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan untuk manfaatkan pekarangan rumahnya sebagai lahan pertanian produktif yang bisa menghasilkan skala ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dapur.

Baca Juga : Mentan Amran Copot Pejabat Eselon II yang Terima Suap Rp700 Juta

Menurut SYL, pertanian adalah sumber rezeki yang bisa dilakukan siapa saja dan dimana saja. Pertanian adalah bisnis sekaligus lapangan kerja yang sangat menjanjikan.

“Pertanian itu ada yang tanamnya 20 hari, ada yang 1 bulan, ada yang 3 bulan dan ada juga yang bisa kita panen setiap hari. Bahkan pertanian di pekarangan rumah ini bisa menghasilkan 40 juta dalam sebulan,” ujar Mentan saat menghadiri launching Pekarangan Emas di Tanete Riattang Barat.

Mentan mengatakan, masyarakat bisa lebih kreatif lagi dengan membuat pola tanam bertingkat. Misalnya dengan membangun lokasi tanam 2 lantai, dimana bagian bawah bisa dijadikan lokasi tanam sayur dan lokasi atas digunakan sebagai lokasi tanam cabai.

Baca Juga : Mentan Amran Serahkan Bantuan Rp 65,4 Miliar untuk Pertanian Modern di Gowa

“Biasanya Ibu-ibu kalau tanam gampang, tapi mengemas dan memasarkan itu yang biasanya sulit. Makanya akan kita bantu. Tapi yang paling penting saya berharap pekarangan ini bisa dimanfaatkan dengan baik,” katanya.

Mentan menambahkan, Kementerian Pertanian (Kementan) saat ini terus berupaya melakukan penanaman pekarangan lestari di seluruh daerah. Bahkan pendampingan yang dilakukan sudah masuk pada proses produksi olahan, dimana terong dan sayuran bisa dijadikan kripik atau makanan lainya.

“Di Jawa itu sudah terintegrasi antara tanaman dengan proses olahan. Nah kita mau terong itu bisa jadi kripik atau produk makanan olahan lainnya. Makanya harus disiapkan bibitnya, pupuknya dan perawatanya,” tutupnya.

Penulis : Imam Adzka
Komentar