Kamis, 30 Januari 2025 14:05

Menapaki Perjuangan 9 Tahun Unhas Hadirkan Terapi Sel Punca

Rektor Unhas Prof Jamaluddin Jompa dan Direktur CSC WInski Tower Prof Deby (tengah) bersama Wakil Rektor dan manajemen meluncurkan layanan stem cell di RS Unhas Makassar, Sabtu (25/1/2025). (Foto Humas Unhas).
Rektor Unhas Prof Jamaluddin Jompa dan Direktur CSC WInski Tower Prof Deby (tengah) bersama Wakil Rektor dan manajemen meluncurkan layanan stem cell di RS Unhas Makassar, Sabtu (25/1/2025). (Foto Humas Unhas).

ABATANEWS, MAKASSAR – Pada hari Sabtu, 25 Januari 2025, tepatnya pukul 10.05 Wita, kami tiba di Rumah Sakit Pendidikan Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar.

Tujuan ke rumah sakit yang berlolasi di Jalan Perintis Kemerdekaan KM.11 Makassar itu bukan untuk memeriksakan kesehatan atau menjenguk sanak famili melainkan memenuhi undangan lauching Celltech Stem Cell Centre di RS Unhas.

Setiba di depan pintu, pengunjung langsung disambut sopan para petugas keamanan yang berjaga. Melihat respon yang cukup ramah itu sehingga tanpa ragu bertanya dimana lokasi yang menjadi tempat peluncuran pelayanan terbaru dari rumah sakit itu.

Baca Juga : Dosen Unhas Meninggal Dunia Saat Sidang Promosi Doktor

Salah satu petugas terlihat agak bingung karena lokasi yang ditanyakan yakni Gedung A RS Unhas, menurut sepengetahuannya berada di gedung sebelah dan belum dipindahkan. Untung seorang rekannya mengetahui jika yang dimaksud adalah lokasi kegiatan launching layanan terbaru di rumah sakit tersebut.

Wajah petugas keamanan yang sudah mengetahui informasi itu juga terlihat lebih ceria dan semangat menjelaskan lokasi yang dimaksud. Entah karena memang sudah menjadi standar layanan kepada tamu ataukah ikut bersuka cita dengan inti dari acara tersebut.

Sebuah kewajaran jika pada hari itu semua orang merasa gembira termasuk satuan pengamanan. Sebab hari itu menjadi tonggak sejarah bagi Rumah Sakit Pendidikan Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar yang akhirnya resmi melaunching Celltech Stem Cell Centre di RS Unhas setelah berjuang kurang lebih sembilan tahun.

Baca Juga : KKJ Indonesia Desak Rektor Universitas Hasanuddin Patuhi MoU Dewan Pers dan Hentikan Kriminalisasi

Prosesi peluncuran layanan stem cell atau sel punca oleh pihak rumah sakit pada dasarnya berlangsung cukup sederhana. Di lokasi launching yang ditempatkan di lorong Gedung A Lantai 6, hanya terdapat papan putih sebagai backdrop dengan ukuran panjang sekitar lima meter dan tinggi kurang lebih dua meter.

Di papan putih terdapat tulisan berbunyi “Launching Celltech Stem Cell Centre di RS Unhas, Makassar, 25 Januari 2025”. Di depan backdrop telah terbentang pita merah dengan logo Unhas di tengahnya yang ditopang dua tiang dari besi berulir yang cukup ikonik. Karpet berwarna merah menyala turut dipasang sebagai tanda batas.

Mengawali dengan ucapan Basmalah, Rektor Unhas Prof Dr Jamaluddin Jompa MSc bersama Direktur Celltech Stem Cell Center Vinski Tower Prof Deby Vinski, didampingi Warek dan Manajemen RS Unhas, bersamaan melakukan gunting pita tanda resminya sistem layanan stem cell di tempat itu.

Baca Juga : Unhas Makassar Rekomendasikan Pemecatan Oknum Dosen Cabul Sebagai ASN

Dibalik peluncuran yang tidak begitu megah, terpancar sebuah kebanggaan, kesyukuran dan uforia. Aura kebahagian yang begitu terlihat di wajah-wajah civitas akademika dan Manajemen Rumah Sakit Unhas pun tak dapat disembunyikan dan disamarkan.

Hal itu juga normal mengingat pimpinan dan civitas akademika Universitas Hasanuddin telah berjuang tanpa lelah dan pantang menyerah untuk bisa mewujudkan keinginan menghadirkan pelayanan terapi sel punca bagi masyarakat.

Sebelum penandatanganan kerjasama antara Celltech Stem Cell Centre dan Universitas Hasanuddin Makassar pada 16 Desember 2024 di Jakarta dan peluncuran layanan di Makassar yang dihadiri oleh Rektor Universitas Hasanuddin Prof Jamaluddin Jompa (JJ), misalnya, mereka lebih dulu melewati berbagai tantangan dan rintangan.

Baca Juga : Jusuf Kalla Dorong Universitas Jadi Solusi Bagi Permasalahan Bangsa

Rektor Unhas Prof JJ mengatakan, kampus satu-satunya berstatus Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH) di Wilayah Timur Indonesia itu telah lama memperjuangkan RS Unhas bisa memberikan pelayanan stem cell bagi masyarakat.

Pimpinan Unhas sejak 2016 atau kurang lebih sembilan tahun yang lalu itu, terlebih dahulu fokus memperkuat kesiapan sumber daya manusia (SDM), khususnya ketersediaan para dokter spesialis bedah ortopedi. Selanjutnya melengkapi berbagai fasilitas diantaranya laboratorium pengolahan, pengujian, dan cryogenic facility, yang juga menjadi perhatian utama.

Penguatan komunikasi dan interaksi dengan pihak yang memiliki pengalaman memberikan pelayanan stem cell, juga terus dijaga termasuk hubungan kerja sama RS Unhas dengan Direktur Celltech Stem Cell Center Vinski Tower Prof Deby Vinski, yang juga merupakan sosok yang lahir dan besar di Kota Makassar, Sulsel.

Baca Juga : Unhas Beri Sanksi Dosen Yang Terbukti Lakukan Pelecehan Seksual Terhadap Mahasiswi

Prof JJ mengakui komitmen itu bahkan jauh sebelum masa kepemimpinannya. Itu pun yang membuat pihaknya bersuka cita dan tidak lupa memgucapkan rasa syukur atas limpahan rahmat dari Tuhan Yang Maja Esa atas peluncuran layanan terapi sel di Makassar.

“Kami sudah menginginkan sistem pengobatan terapi stem cell ini sejak 2016 dan Alhamdulillah pada hari ini resmi dilaunching,” ujarnya.

Setelah puluncuran, RS yang telah terkoneksi dengan program jaminan kesehatan BPJS itu kini telah siap memberikan pelayanan yang maksimal bagi masyarakat di Kawasan Timur Indonesia, terkhusus di Sulawesi Selatan.

Baca Juga : Andi Sudirman Raih Penghargaan ‘Alumni Fakultas Teknik’, Rektor Unhas: Selamat Pak Gub

Apalagi manajemen rumah sakit yang memiliki luas tanah 74.000 meter persegi itu selalu berkomitmen memberikan layanan terbaik bagi masyarakat dan terus meningkatkan penelitian dan inovasi-inovasi baru dalam pengobatan pasien seperti terapi stem cell atau sel punca.

RS Unhas juga tidak hanya fokus melayani layanan perawatan stem cell atau sel punca namun juga membuka layanan kepada masyarakat yang ingin menyimpan tali pusat anaknya untuk dijadikan sel punca untuk berbagai penyakit pada saat dibutuhkan nanti.

Melalui proses transplantasi sel punca, sel-sel tubuh yang telah rusak karena penyakit dapat tergantikan dengan sel punca agar terjadi regenerasi sel tubuh. Namun yang harus diingat bahwa darah tali pusat ini berdasarkan penelitian hanya berlaku bagi si cabang bayi, orang tua kandung, saudara kandung, kakek-nenek, dan keluarga dari kedua belah pihak.

Baca Juga : Unhas Siapkan Kurikulum Ekonomi Biru, Menteri Trenggono Dorong Mahasiswa Jadi Agen Perubahan

Selain itu, layanan menyimpan tali pusat semakin tren di tanah air setelah pasangan selebrita Aurel dan Atta Halilintar yang memutuskan menyimpan tali pusat kedua anaknya saat lahir di Celltech Vinski Tower Jakarta.

Sebagai pendatang baru dalam layanan stem cell, manajemen RS Unhas memilih berjalan perlahan sesuai kemampuan dan ketersediaan sumber daya. Unhas juga memahami masih membutuhkan dukungan besar dari Celltech Stem Cell Center Vinski Tower, sebagai rekan seperjuangan ataupun sebagai mentor dalam bisnis terapi sel.

Rektor Unhas mengakui belum bisa mematok target berapa pasien yang bisa terlayani di tahun pertama sejak resmi beroperasi. Sebaliknya akan lebih fokus memperkuat sumber daya manusia (SDM) agar layanan terbaru di rumah sakit tersebut bisa berjalan maksimal dan mendapatkan kepercayaan dari masyarakat.

Baca Juga : Indeks Risiko Bencana di Sulsel Tertinggi di Kabupaten Luwu

Apalagi melihat kenyataan bahwa Indonesia harus kehilangan ratusan triliun pertahun berbentuk devisa karena para orang kaya di tanah air justru lebih memilih melakukan pengobatan di luar negeri karena tidak tersedianya fasilitas medis yang berteknologi tinggi dan modern.

“Kita fokus memberikan pengobatan ter update di dunia untuk dibawa ke masyarakat Sulsel pada khususnya,” ujar Prof JJ.

Meski berjalan perlahan namun ada satu keyakinan pasti bahwa potensi bisnis layanan terapi sel rumah sakit yang berhadapan langsung dengan RS Wahidin Sudirohusodo (RSWS) itu akan lebih bergelora pada 10 tahun ke depan.

Baca Juga : Hari Ini, 80-an Rektor PTN dan PTS se-Indonesia bertemu di Unhas

RS Unhas juga memiliki mimpi bagaimana layanan tersebut tidak hanya bagi kalangan borju namun juga berlaku bagi masyakarat menengah ke bawah. Salah satunya bisa menggunakan sistem subsidi silang oleh pemerintah sehingga layanan ini tidak hanya bagi orang kaya.

“Untuk pelayanan stem cell memang kita berangkat dari nol bahkan minus sehingga untuk membayangkan sekarang, itu belum. Tapi saya yakin 10 tahun yang akan datang, kita dapat mengakselerasi dengan dukungan manajemen yang baik,” urainya.

Dokter Spesialis Bedah Otopedi RS Unhas dr Muhammad Phetrus Johan, MKes PhD Sp OT (K), mengatakan Universitas Hasanuddin memiliki sekurangnya 17 dokter spesialis dan lima diantaranya berada di RS Unhas.

Baca Juga : Jutaan Bibit Pisang Cavendish Dilaunching di Pusat Pembibitan Unhas

Ketersediaan SDM didukung 11 ruang operasi modern dan fasilitas unggulan yang terus berupaya dilengkapi memberikan gambaran sejauh mana komitmen RS Unhas memberikan layanan stem cell.

Sejuta manfaat

Prof Deby, mengatakan kerja sama ini bermanfaat untuk preventive regenerative medicine serta Health Tourism dan juga membuka pintu kesembuhan bagi para penderita berbagai penyakit kronis maupun langka. Bahkan berguna untuk menyembuhkan lebih 80 jenis penyakit dengan lebih dari 35.000 transplantasi.

Baca Juga : Jutaan Bibit Pisang Cavendish Dilaunching di Pusat Pembibitan Unhas

Mulai dari autism spectrum disorder, prader willy syndrome, gangguan ginjal, penyakit jantung, autoimun, kelainan darah, luka bakar, downsyndrome, stroke, osteoarthritis, menopause, liver disease, spinal, cerebral palsy, diabetes, serebral palsi, dementia, Parkinson, penyakit liver hingga kelainan orthopedis.

Dengan manfaat yang begitu besar membuat layanan perawatan terapi stem cell juga menjadi pilihan para pemuka negeri menjalani terapi stem cell untuk mempertahankan kesehatannya. Di antaranya Wapres ke 10 dan 12, HM Jusuf Kalla, Surya Paloh, Prof Mahfud MD, Hotman Paris Hutapea, dan lainnya.

Begitu pula Ustazah Oki Setiana Dewi dan putranya, Ananda Sulaiman akhirnya bisa sembuh dan sehat serta ibunda yang telah mengalami autoimune lebih dari 17 tahun mengalami kesembuhan setelah terapi di Celltech Stem Cell.

Baca Juga : Jutaan Bibit Pisang Cavendish Dilaunching di Pusat Pembibitan Unhas

“Saya yakin program yang kini dicanangkan Presiden RI Prabowo Subianto (pemeriksaan kesehatan) akan sukses dengan kontribusi RS Unhas dan Rektor Prof Jamaluddin Jompa,” ujar Prof Deby.

Perkembangan teknologi telah merasuki segala bidang termasuk dalam dunia medis sehingga turut membawa angin segar bagi masyarakat. RS Unhas yang berada di KTI mencoba memanfaatkan layanan itu dengan harapan agar masyarakat tidak perlu lagi jauh-jauh ke Jakarta ataupun ke luar negeri hanya untuk mendapatkan layanan kesehatan berteknologi canggih.

Penulis : Wahyu Susanto
Komentar
Berita Terkait