ABATANEWS — Moh Ahsan/Hendra Setiawan berhasil mengunci tiket final Kejuaraan Dunia Bulutangkis atau Badminton World Championships (BWC) 2022.
The Daddies —julukan Ahsan/Hendra— mengalahkan kompatriotnya di babak semifinal, Fajar Alfian/Muh Rian Ardianto lewat pertarungan rubber game 21-23 21-12 21-16.
“Rasanya senang sekaligus sedih ya karena kami mengalahkan teman sendiri, teman dekat juga,” kata Ahsan usai pertandingan, seperti dikutip dari situs resmi PBSI, pada Sabtu (27/8/2022).
Ahsan/Hendra kerap disebut sebagai pemain ‘veteran’ yang menolak tua. Kini, Hendra telah berusia 38 tahun pada 25 Agustus 2022 dan Ahsan akan berusia 35 tahun pada 7 September mendatang.
“Kemarin saya bilang bisa masuk final saja sudah tidak menyangka, ini bisa masuk final rasanya makin tidak menyangka,” ungkap Ahsan.
Di partai final, Ahsan/Hendra akan menghadapi wakil dari Malaysia Aaron Chia/Soh Wooi Yik. “Besok siapapun lawannya harus siap diri sendiri dulu dan tetap fokus,” tutup Hendra.
Pemain terbaik sepanjang masa
Kini, Ahsan/Hendra selangkah lagi akan menciptakan rekor di jagat perbulutangkisan dunia. Baik rekor berduet, maupun rekor secara personal.
Seperti diketahui, The Daddies selalu keluar sebagai kampiun sejak keikutsertaannya di ajang BWC. Yakni pada tahun 2013, 2015, dan 2019.
Hanya ada satu pasangan yang mengalahkan rekor The Daddies, yaitu ganda putra asal China, Cai Yun/Fu Haifeng yang meraih juara dunia pada tahun 2006, 2009, 2010, dan 2011.
Kendati demikian, raihan 4 medali emas di sektor ganda putra itu sebetulnya telah disamakan oleh Hendra Setiawan 3 tahun lalu. Pasalnya, ia juga sempat merebut juara dunia kala berduet dengan Markis Kido, pada tahun 2007 lalu.
Bila besok (28/8/2022) Ahsan/Hendra sukses berdiri di podium tertinggi, maka keduanya akan menciptakan rekor sebagai pasangan dan personal.
Tentunya, Ahsan akan menyamai rekor 4 medali emas yang sejak tahun 2011 dipertahankan lalu oleh Cai Yun/Fu Haifeng, kini telah disamai. Dan Hendra akan menjadi ‘raja’ kejuaraan dunia bulutangkis atau BWC karena mengoleksi 5 kalung emas, setidaknya pada sektor ganda putra.
Menariknya lagi, ada satu rekor pribadi Hendra Setiawan yang entah kapan bisa dipatahkan oleh pemain lain bila sukses jadi juara besok. Ia akan menjadi pemain dengan usia yang terbilang ‘tua’ sebagai juara dunia yakni 38 tahun.
Pertama kali Hendra mencicipi juara dunia pada tahun 2007 lalu bersama Markis Kido, yang saat itu masih berusia 23 tahun.
Dan terpenting, rekor itu masih bisa terus bertambah. Mengingat, Ahsan/Hendra sampai sejauh ini belum memutuskan kapan untuk pensiun.
Namun, catatan yang diraih oleh Ahsan/Hendra ini masih dalam lingkup kejuaraan dunia. Sebab, jika memasukkan major event lainnya seperti Olimpiade, maka Fu Haifeng masih pengumpul medali terbaik. Fu Haifeng berhasil menggondol dua medali emas Olimpiade pada dua pasangan berbeda: bersama Cai Yun pada Olimpiade London 2012 dan bersama Zhang Nan pada Olimpiade Rio de Jeneiro 2016.
Saat ini, hanya ada 2 pemain yang berhasil mengoleksi 5 gelar juara dunia. Yaitu Lin Dan asal China yang meriah juara dunia pada tahun 2006, 2007, 2009, 2011, 2013.
Dan kedua ialah Zhao Yunlei pada dua sektor: ganda putri dan ganda campuran. Zhan Yunlei berhasil meraih juara dunia pada sektor ganda campuran bersama Zhang Nan pada tahun 2011, 2014, 2015.
Menariknya, pada tahun 2014 dan 2015, Zhao juga menjadi juara dunia di sektor ganda putri yang kala itu berpasangan dengan Tian Qiang. Artinya, selama dua tahun berturut-turut, Zhao Yunlei selalu membawa pulang 2 media emas dari ajang kejuaraan dunia.