Rabu, 23 Februari 2022 15:21

Masih Kuat Divaksin? Pemerintah Wacanakan Suntik Vaksin Booster Keempat

ilustrasi vaksin (foto: IST)
ilustrasi vaksin (foto: IST)

ABATANEWS, JAKARTA Vaksin booster ketiga rupanya belum final. Masih ada kemungkinan, masyarakat bakal kembali divaksinasi booster keempat.

Wacana itu dimunculkan oleh Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono dalam sebuah acara yang digelar secara daring, pada Rabu (23/2/2022).

Menurut Dante, bila ke depannya, ditemukan studi yang membuktikan bahwa masih perlu untuk dilakukan vaksinasi booster keempat, maka pemerintah tentu akan melakukan hal itu juga demi menghindari masyarakatnya dari penyakit.

Baca Juga : Gunakan Dana Alokasi Khusus, Menkes Budi Canangkan RSUD dr. Hasri Ainun Habibie

Namun, Dante memastikan, pemerintah belum memberlakukan hal itu dalam waktu dekat. Sebab pemerintah masih fokus menyelesaikan program vaksinasi primer dosis satu dan dua yang dijadwalkan rampung Juni 2022, serta paralel melakukan program vaksinasi booster suntikan ketiga.

“Kalau nanti diperlukan dengan studi yang terus kita evaluasi ternyata kita butuh booster keempat, bukan tidak mungkin booster keempat itu perlu dilakukan. Tetapi sekarang yang mesti kita kejar adalah bahwa kita mesti melakukan equal policy,” kata Dante.

Kendati demikian, kata Dante, masih banyak masyarakat yang belum disuntik vaksin. Data Satgas Penanggulangan Covid-19 (per 23 Februari Pukul 12.00 WIB) menunjukkan, untuk suntik pertama sudah sebesar 91,27 persen. Sedangkan, untuk suntik vaksin kedua baru mencapai 68,09 persen dari total masyarakat yang ditarget vaksin sebanyak 208.265.720 orang.

Baca Juga : Jadi Pilot Project ILP, Kemenkes Kunjungi Puskesmas Bontobangun

Ia juga menambahkan bahwa program booster diberikan dengan tujuan proteksi tambahan usai hasil studi menunjukkan bahwa selama masa 3-6 bulan pasca menerima vaksinasi primer, proteksi yang didapatkan warga menurun.

“Setelah vaksinasi primer lengkap, kemudian kita targetkan selesai bulan Juni. Kemudian kita evaluasi dengan uji klinik, epidemiologi, [apakah] kita memerlukan booster keempat. Bukan tidak mungkin booster keempat itu diperlukan, tapi bukan sekarang waktunya melakukan booster yang keempat,” ujarnya.

Penulis : Imam Adzka
Komentar