ABATANEWS, JAKARTA — Korea Selatan diguncang skandal baru yang melibatkan mantan presiden Moon Jae In, yang kini menjadi tersangka dalam kasus dugaan suap. Kasus ini bukan sekadar kasus biasa, melainkan terkait upaya Moon membantu mantan menantunya, Seo, mendapatkan posisi strategis di industri penerbangan.
Mengutip Strait Times, pengungkapan ini bermula dari penggerebekan yang dilakukan di rumah anak Moon, Moon Da Hye, oleh Divisi Kriminal 3 Kantor Kejaksaan Distrik Jeonju. Dalam surat penggeledahan yang dikeluarkan oleh Kejaksaan Tinggi Korea Selatan pada 30 Agustus, disebutkan bahwa status Moon sebagai tersangka teridentifikasi terkait pengaruhnya dalam penempatan menantunya di perusahaan penerbangan Eastar Jet, yang didirikan oleh Lee Sang Jik.
Lee Sang Jik, seorang mantan anggota parlemen dan pendiri maskapai berbiaya rendah Eastar Jet, memiliki hubungan erat dengan pemerintahan saat itu. Ia diangkat menjadi presiden Badan UKM dan Perusahaan Rintisan Korea (Kosme) pada Maret 2018, beberapa bulan sebelum Seo mendapatkan posisi di unit Eastar di Thailand. Penunjukan Lee yang berdekatan dengan pengangkatan Seo ini memicu dugaan adanya “balas jasa” politik.
Baca Juga : Korea Utara Gunakan Balon untuk Tebar Sampah di Korea Selatan
Banyak yang menduga bahwa jabatan Seo di Eastar Jet adalah imbalan atas pengaruh Moon dalam penunjukan Lee ke posisi strategis di pemerintahan. Pihak berwenang menyelidiki dugaan ini setelah menerima sejumlah laporan pengaduan dari Partai Kekuatan Rakyat (PPP) dan kelompok sipil Justice People di Seoul pada 2020 dan 2021. Mereka menuding adanya hubungan timbal balik antara Lee dan Seo yang melibatkan intervensi dari kantor kepresidenan.
Yang membuat kasus ini lebih rumit adalah fakta bahwa Seo dan Moon Da Hye kini telah bercerai. Namun, hubungan Seo dengan Lee dan kemungkinan keterlibatan Moon tetap menjadi fokus utama penyelidikan. Dokumen tuntutan pengadilan menunjukkan bahwa Moon dan istrinya sempat menopang kebutuhan keuangan keluarga putrinya sebelum akhirnya menghentikan dukungan tersebut setelah Seo mendapatkan pekerjaan di Thai Eastar Jet. Penghentian dukungan ini, menurut jaksa, dapat dilihat sebagai bentuk suap.
Seo sendiri sudah menjalani pemeriksaan tiga kali pada tahun 2024, tetapi ia memilih untuk tetap diam, memperkeruh situasi. Dengan dugaan suap sebesar 223 juta won atau sekitar Rp2,5 miliar yang diterima Seo sebagai gaji dan biaya relokasi, kasus ini terus memanas. Sementara itu, mantan presiden Moon menghadapi tekanan besar dari publik dan pemerintah untuk memberikan klarifikasi atas tuduhan yang mengancam integritasnya sebagai mantan pemimpin negara.
Baca Juga : Marak Kasus Penusukan Brutal di Korea Selatan, KBRI Seoul Imbau WNI Waspada
Skandal ini bukan hanya mencoreng nama baik Moon, tetapi juga menimbulkan pertanyaan besar tentang praktik nepotisme dan penyalahgunaan kekuasaan di kalangan elit politik Korea Selatan. Penyelidikan masih berlangsung, dan publik menunggu perkembangan lebih lanjut dalam kasus yang dapat mengguncang stabilitas politik negara ini.