Minggu, 06 Juni 2021 13:29

Mahfud MD: Kalau Saya Presiden, Novel Baswedan Jaksa Agung

Mahfud MD
Mahfud MD

ABATANEWS – Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD ternyata mengagumi sosok penyidik senior Novel Baswedan. Bahkan, Mahfud mengatakan akan mengangkat Novel jadi Jaksa Agung jika dirinya yang jadi presiden.

Hal itu diungkapkan Mahfud dalam ‘Dialog Menko Polhukam: Perkembangan Situasi Aktual Politik, Hukum, dan Keamanan’ seperti dilansir dari kanal YouTube Universitas Gadjah Mada.

Pernyataan tersebut adalah cerita lama saat Mahfud bertemu Novel. Hal itu diungkap Mahfud setelah ada sejumlah pertanyaan tentang nasib KPK saat ini.

Baca Juga : DPR RI Tetapkan 5 Pimpinan Baru KPK, Johanis Tanak Absen karena Tugas

“Kalau bapak tanya ke saya, saya sejak dulu pro-KPK, pak,” ucap Mahfud.

“Saya Ketua MK berapa kali, 12 kali itu mau dirobohkan lewat undang-undang, saya menangkan KPK terus tetapi keputusan tentang KPK tidak di pemerintah saja, ada di DPR, ada di partai, ada di civil society yang pecah juga, civil society ini akan pecah, pak” kata Mahfud.

Mengenai sejumlah sosok pegawai KPK yang dinilai berintegritas termasuk Novel yang kini mau disingkirkan melalui TWK, Mahfud mengaku mengenal baik.

Baca Juga : Menag Nasaruddin Umar Serahkan Barang Dugaan Gratifikasi ke KPK

“Kata bapak itu, 12 orang (75 pegawai) itu orang baik-baik. Ya kata bapak, kata saya tapi kata yang lain tidak, lalu ukurannya siapa yang mau dianggap benar?” ucap Mahfud.

Mahfud lalu bercerita tentang Novel. Dia mengaku pernah diperiksa Novel di KPK.

“Waktu saya Ketua MK, saya datang ke dia ketika katanya ada kasus korupsi, saya datang periksa, saya diperiksa nggak lebih dari 15 menit. Novel Baswedan ini (memberikan hormat) dan bilang, Pak kalau pemimpin negara seperti bapak semua, beres negara ini, dia bilang begitu. Saya bilang, kalau saya jadi presiden, Anda Jaksa Agung,” kata Mahfud.

Baca Juga : Gubernur Bengkulu di OTT KPK, Uang Diduga Akan Digunakan untuk Pilkada

Tapi Mahfud juga mengatakan jika banyak yang menilai Novel bermain politik.

“Tetapi banyak orang yang menganggap Novel ini politis. Kalau orang partai tertentu yang sudah jelas kesalahannya dibiarin, ini kata orang ya. Sudah ada laporannya, dibiarin, yang ditembak partai-partai ini saja, misalnya, ada orang yang mengatakan begitu, mungkin untuk KPK itu yang paling tragis ya, saya terus terang ya, saya ada di dua-duanya saya ikut semua,” kata Mahfud.

Komentar
Berita Terbaru