Kamis, 14 Juli 2022 21:38

Lockdown dan Bentuk Satgas, Strategi Disnak Sulsel Lawan PMK

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan, Nurlina Saking memberi keterangan pers di Kantor Gubernuran Sulsel, pada Kamis (14/7/2022). (Foto: ABATANEWS/Wahyuddin)
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan, Nurlina Saking memberi keterangan pers di Kantor Gubernuran Sulsel, pada Kamis (14/7/2022). (Foto: ABATANEWS/Wahyuddin)

ABATANEWS, MAKASSAR — Penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang hewan ternak di Indonesia keresahan bagi peternak dan pedagang hewan ternak.

Dari data Satgas Penanganan Penyakit Mulut dan Kuku Sulsel, per 13 Juli 2022, sebanyak 173 ekor hewan ternak sudah terjangkit PMK.

Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Sulsel drh Nurlina Saking, dalam coffee break yang difasilitasi Bidang Humas Dinas Kominfo Sulsel di Kantor Gubernur Sulsel, Kamis (14/7/2022).

Baca Juga : Pemprov Sulsel Raih Zona Hijau dan Opini Kualitas Tertinggi atas Kepatuhan Pelayanan Publik

Nurlina yang didampingi Kadis Kominfo Sulsel Amson Padolo dan Kabid Humas Sultan Rakib menyebutkan bahwa meskipun sudah ada kasus PMK di beberapa kabupaten/kota namun kasus PMK di Sulsel belum bisa disebut wabah.

“Kita tidak kenal istilah KLB (kejadian luar biasa). Saat ini, Sulsel belum ditetapkan sebagai wabah PMK namun zona merah,” kata Nurlina di hadapan wartawan.

Lalu apa saja langkah strategis yang dilakukan oleh Pemprov Sulsel dalam hal ini Dinas Peternakan Sulsel? Menurut Nurlina, pihak Pemprov telah melakukan beberapa upaya penanganan, di antaranya membentuk satuan tugas (Satgas) PMK, dan membuat Surat Edaran Gubernur Sulsel untuk penutupan wilayah.

Baca Juga : Pastikan Layanan Sesuai Aturan, Komisi IX DPR RI Tinjau RS Kemenkes Makassar

Pengetatan lalulintas hewan ternak, penutupan wilayah (lockdown), melakukan disinfeksi dan pemberian obat-obatan pada hewan ternak, pemotongan bersyarat hewan ternak sampai dengan pemberian vaksin. Sejauh ini, Pemprov Sulsel telah menerima 15.000 vaksin dari Kementerian Pertanian yang akan didistribusikan ke daerah-daerah yang terkonfirmasi PMK.

Kemudian juga mendistribusikan vitamin, obat-obatan, disinfektan, masker, sprayer ke daerah terdampak, dan melakukan investigasi pergerakan ternak sehingga meminimalisir meluasnya infeksi virus.

“Kami juga melakukan pelatihan investigasi, epidemiologi penyakit dan vaksinasi serta pemetaan wilayah yang akan dilakukan vaksinasi,” bebernya.

Baca Juga : Pemprov Sulsel Siap Dukung Program Makan Bergizi Gratis

Dalam waktu dekat, persiapan pelaksanaan vaksinasi tahap pertama juga bakal dilakukan. Sebanyak 15 ribu dosis vaksin dari Kementerian Pertanian bakal disebar di 4 kabupaten/kota.

Di samping itu, setiap kabupaten/kota juga membentuk tim satgas. Sejauh ini, ada 15 kabupaten/kota yang sudah membentuk yakni Pinrang, Tana Toraja, Pangkep, Jeneponto, Bone, Toraja Utara, Luwu Utara, Parepare, dan Makassar, Lalu Barru (Satgas Intern Dinas), Sinjai (Satgas Internal Dinas), Luwu timur (satgas intern dinas), Wajo (intern Dinas), Enrekang ( tim kewaspadaan PMK), serta Soppeng (Posko Kewaspadaan PMK Dinas Peternakan).

Selain itu, ada 9 kabupaten/kota yang telah lockdown alias menutup lalu lintas ternak, yaitu Bone, Enrekang, Tana Toraja, Bantaeng, Toraja Utara, Jeneponto, Pinrang, Wajo dan Soppeng.

Baca Juga : Wapres Gibran Tinjau Makan Bergizi Gratis di Maros, Siapkan 800 Pax Makanan

Sekadar diketahui, sebanyak 173 kasus PMK. kasus tersebut tersebar pada enam kabupaten/kota. Rinciannya yakni Tana Toraja 28, Toraja Utara 110, Bone 22, Makassar 1, Jeneponto 2, dan Bantaeng 10.

Penulis : Wahyuddin
Komentar