Selasa, 05 September 2023 19:17

Lini Masa Keluarnya Demokrat dari Koalisi Perubahan Versi Anies Baswedan

Deklarasi bakal calon presiden dan wakil presiden, Anies Baswedan (kiri)- Muhaimin Iskandar (kanan), yang dihadiri juga oleh Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh (tengah). (Instagram Anies Baswedan)
Deklarasi bakal calon presiden dan wakil presiden, Anies Baswedan (kiri)- Muhaimin Iskandar (kanan), yang dihadiri juga oleh Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh (tengah). (Instagram Anies Baswedan)

ABATANEWS, JAKARTAAnies Baswedan dan Muhaimin Iskandar telah resmi dideklarasikan sebagai pasangan bakal calon presiden dan wakil presiden, oleh Partai NasDem dan PKB, pada Sabtu (2/9/2023) lalu.

Sebuah kabar yang mengejutkan banyak pihak dan memunculkan banyak spekulasi di ruang publik.

Kehebohan ini awalnya dimulai dari rilis yang dikeluarkan oleh Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Teuku Riefky, pada Kamis (31/8/2023) sore.

Baca Juga : Empat Pimpinan DPRD Makassar Periode 2024-2029 Resmi Dilantik

Dalam rilis tersebut secara gamblang disampaikan kekecewaan Partai Demokrat kepada Anies Baswedan yang tiba-tiba memilih Muhaimin Iskandar menjadi calon wakil presidennya, atas perintah Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh.

Terlebih, yang membuat pihak Demokrat itu kecewa berat, lantaran informasi itu tidak disampaikan langsung oleh Anies Baswedan ke Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono secara resmi.

Selain itu, Partai Demokrat merasa dikhianati oleh Partai NasDem dan Anies Baswedan yang tidak dilibatkan dalam pengambilan kesepakatan tersebut.

Baca Juga : MPR RI Akan Hubungi Anies dan Ganjar untuk Pastikan Hadiri Pelantikan Prabowo-Gibran

Namun, Anies Baswedan akhirnya memberikan sejumlah klarifikasi atas tuduhan yang dilayangkan kepadanya.

Klarifikasi itu disampaikan dalam wawancara eksklusif yang dilakukan oleh Najwa Shihab dalam acara Mata Najwa yang disiarkan lewat kanal YouTube, pada Minggu (4/9/2023) malam.

Berikut lini masa yang disampaikan oleh Anies Baswedan terkait kondisi sebelum deklarasi yang dirangkum dalam wawancara tersebut, serta ditambah beberapa fakta dalam peristiwa yang disampaikan.

Baca Juga : Surya Paloh: Nasdem Tidak Kejar Menteri di Kabinet Prabowo, Ini Etika Politik

Jumat, 25 Agustus:

  • SBY meminta kepada Anies untuk mendeklarasikan calon wakil presiden sebelum tanggal 3 September 2023.

Sabtu-Senin, 26-28 Agustus:

  • Pertemuan intens dilakukan oleh Tim 8.

Senin 28 Agustus:

  • Deadlock. Tak ada kesepakatan antara pihak Demokrat dan NasDem. Demokrat menginginkan deklarasi dan NasDem menolak untuk deklarasi dalam waktu dekat.
  • Anies mengirim pesan ke Sudirman Said untuk diteruskan ke Surya Paloh dan SBY, yang isinya:

Baca Juga : PKB Bentuk Ketua Harian, Cak Imin Masuk Kabinet Prabowo-Gibran?

“Pada Pak SBY disampaikan apa adanya: Nasdem tidak bersedia mendeklarasikan segera.

Pada SP disampaikan apa adanya: Demokrat bersiap permisi bila tdk deklarasi segera.

Semoga Allah turunkan petunjuk kepada semua.”

Baca Juga : Mimpi Marshel Jadi Pejabat Publik Sirna, Riza Patria Mundur dari Pilkada Tangsel

Selasa, 29 Agustus:

  • Pagi, Anies Baswedan sudah pasrah dan siap menerima risiko kalau batal menjadi kandidat di Pilpres 2024
  • Tengah malam, Anies ke Kantor DPP NasDem bertemu dengan Surya Paloh dan memutuskan akan berpasangan dengan Muhaimin Iskandar.

Rabu, 30 Agustus:

  • Sudirman Said berhasil menyampaikan situasi terbaru kepada Presiden PKS Shohibul Iman dan disetujui.
  • Anies Baswedan-Sudirman dan pihak Demokrat tak kunjung bertemu, hingga Anies menunda kunjungannya ke Jombang.

Kamis, 31 Agustus:

  • Anies akhirnya ke Jombang untuk melakukan kunjungan ke 4 pesantren dan sowan ke kiayi.
  • Sore harinya, Demokrat melalui Sekretaris Jenderal, Teuku Rifky mengeluarkan rilis bahwa Anies dan Muhaimin telah sepakat untuk menjadi pasangan di Pilpres 2024, atas keputusan sepihak Surya Paloh.
  • Malam harinya, Surya Paloh berbicara ke publik kalau memang benar ada opsi tersebut, namun belum final.

Baca Juga : PDIP Akan Umumkan Duet Anies-Rano di Pilgub Jakarta Siang Ini

Jumat, 1 September:

  • Usai konferensi pers, Majelis Tinggi Partai Demokrat melakukan rapat tertutup.
  • Hasil rapat tertutup itu diputuskan, Demokrat keluar dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) dan tidak lagi mendukung Anies Baswedan sebagai calon presiden.

Sabtu, 2 September:

  • Pada pagi hingga siang, dilakukan deklarasi pasangan bakal calon presiden dan wakil presiden, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar digelar di Hotel Majapahit, Surabaya.
  • Sore hari, di Jakarta, PKS yang tak hadir dalam deklarasi menyatakan tetap mendukung Anies Baswedan dan menyambut kehadiran PKB dalam koalisi.
  • PKS akan melakukan musyawarah di tingkat Majelis Syura untuk menentukan sikap politiknya mendukung pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar sebagai pasangan capres dan cawapres di Pilpres 2024

Kendati demikian, Anies tetap menghormati keputusan Partai Demokrat yang tidak lagi menjadi bagiannya untuk menghadapi momentum politik tahun depan.

Baca Juga : Seto-Rezki Terima B1-KWK NasDem untuk Digunakan Mendaftar di KPU

“Kami menghormati sikap yang diambil oleh Partai Demokrat. Karena kita tahu, sejak Selasa (29/8/2023) sore telah tejadi ketidaksepakatan. Dan saya berharap, kita semuanya, melihat bahwa tidak ada yang sempurna. Saya tidak sempurna dan pelaku-pelaku ini semua tidak ada yang sempurna. Dan bila ada salah, khilaf, atau hal yang tidak sesuai dengan harapan, kita saling memaafkan. Insya Allah kita melihat yang lebih baik ke depan dan ingin melihat Indonesia lebih baik ke depannya, insya Allah,” pungkas Anies.

Penulis : Azwar
Komentar