ABATANEWS — Pemerintah Indonesia menyiapkan skenario yakni mengubah pandemi Covid-19 menjadi epidemi.
Pemerintah saat ini diketahui sedang mempersiapkan transisi tersebut. Pasalnya, virus Covid-19 tidak bisa hilang dalam waktu dekat.
Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Ganip Warsito menegaskan bahwa penurunan kasus Covid-19 yang saat ini terjadi di tanah air dapat dijadikan momentum positif sebagai masa transisi dari pandemi menuju epidemi.
Baca Juga : Varian Covid Paling Mengerikan dengan 32 Mutasi Muncul di Bostwana
Apalagi, angka positivity rate Covid-19 di Tanah Air kini 3,49% dibawah standar World Health Organization (WHO).
“Harapan saya selaku Kasatgas, untuk bisa pada posisi (kasus Covid-19) yang sedang menurun ini untuk bisa dijadikan masa transisi dari pandemi menuju epidemi,” ungkap Ganip dalam keterangan resminya, dikutip Minggu (12/9/2021).
Sementara itu, Ganip juga mengingatkan agar penurunan kasus Covid-19 harus dapat disikapi secara bijak, mengingat pandemi ini belum diketahui kapan akan selesai. Perlu beberapa poin yang harus disiapkan dalam menghadapi transisi pandemi menuju epidemi.
Baca Juga : Sempat Zero Kasus, Dua Warga Maros Terkonfirmasi Positif Covid-19
Ada lima poin penting yang perlu menjadi perhatian bersama. Pertama mengenai Protokol Kesehatan (Prokes) 3M, masyarakat harus lebih di edukasi, sosialisasi dan mitigasi terhadap perubahan perilaku.
Pembentukan posko PPKM berbasis mikro juga perlu dibuat. Selain itu, pembentukan satgas prokes di fasilitas umum juga dinilai perlu, hal ini bertujuan sebagai basis pengendalian di seluruh lapisan masyarakat.
Kedua, Vaksinasi. Upaya percepatan vaksinasi juga terus dilakukan oleh pemerintah pusat dibantu oleh seluruh unsur Pentahelix demi tercapainya Herd Immunity.
Baca Juga : Kasus Melandai, Positivity Rate Covid-19 di Sulsel 1,10 persen
Ketiga, Testing. Diharapkan nantinya setiap daerah mampu menyediakan minimal 1 atau 2 laboratorium PCR di tiap Kabupaten/Kota. Dengan adanya fasilitas yang memadai, diharapkan pengecekan dapat dilakukan dengan cepat dan efektif.
Keempat, Tracing. Tenaga swabber dan tracer diupayakan untuk diperbanyak, sehingga mampu mencapai target yang telah ditentukan yakni 1:15 artinya apabila ada 1 orang yang terkonfirmasi positif, maka dapat dilakukan pengecekan terhadap 15 orang yang memiliki riwayat kontak erat.
Terakhir Kelima, Treatment. Tiap daerah dihimbau untuk dapat menyediakan tempat isolasi terpusat yang memadai. Penguatan terhadap Puskesmas juga diperlukan dengan menyediakan tenaga kesehatan dan obat-obatan yang mencukupi.
Baca Juga : Kematian Akibat Covid-19 di AS Lampaui Pandemi Flu Spanyol
“Selain itu, diharapkan setiap Kabupaten/Kota minimal memiliki 1 Rumah Sakit Rujukan Covid-19 dengan kualifikasi instalasi oksigen generator bagi para pasien yang tergolong bergejala berat,” ungkap Ganip.