ABATANEWS, MAROS – Penjabat Gubernur Sulsel didampingi Bupati Maros, Chaidir Syam, meninjau perkebunan warga yang ada di Desa Toddopulia, Kecamatan Tanralili, Kabupaten Maros, Sabtu, 23 September 2023. Hal ini dilakukan usai jalan sehat bersama di GOR Sudiang Makassar.
Desa ini berstatus sebagai desa definitif dan tergolong pula sebagai desa swasembada dan masuk dalam klasifikasi desa berkembang. Di sini, pisang juga ditanam di kebun warga. Komoditi ini juga menjadi program Bahtiar terkait penguatan ketahanan pangan melalui program Gerakan Gemar Menanam Pisang.
Melalui gerakan bersama ini, semua elemen bisa terlibat, dan pemerintah provinsi bisa memastikan bahwa untuk penyediaan bibitnya nanti disuplai secara gratis. Pemprov menargetkan di tahap awal ini 100 ribu hektare yang akan dikembangkan sebagai areal komoditi tanaman pisang.
Baca Juga : Pemerintah Pusat Sebut Penanganan Stunting di Sulsel Masuk Kategori Berdaya
Pisang menjadi penting, karena selain sebagai pemenuhan konsumsi masyarakat lokal kita, juga memenuhi kebutuhan pasar ekspor yang sangat terbuka lebar dan dibutuhkan dalam jumlah banyak. Adapun jenis yang didorong diantaranya, yakni cavendish dan kepok tanjung yang merupakan pisang tanpa jantung pisang.
“Permintaan dari luar negeri juga masih sangat besar,” katanya.
Dari sisi budidaya juga tidak sulit. Dengan pendukung infrastruktur di Sulsel termasuk untuk ekspor langsung. Komoditas ini memiliki nilai ekonomis yang tinggi.
Baca Juga : Pemprov Sulsel Raih Zona Hijau dan Opini Kualitas Tertinggi atas Kepatuhan Pelayanan Publik
“Kalau pisang ditanam di Sulsel nilai ekonomisnya tinggi, kita ada pengiriman langsung ke luar negeri,” sebutnya.
Komoditi pisang ini cukup familiar dengan masyarakat Sulsel. Karena hampir semua bahan-bahan kue tradisional Sulsel menggunakan bahan dasar pisang. Bukan hanya buahnya tapi bagian lain pisang juga memiliki manfaat, seperti daunnya.
“Selain usia yang pendek sudah produktif. Ini juga familiar bagi masyarakat. Selain untuk bahan pembuatan kue, juga untuk jus dan variasi lainnya,” imbuhnya.
Baca Juga : Pastikan Layanan Sesuai Aturan, Komisi IX DPR RI Tinjau RS Kemenkes Makassar
Bahtiar optimistis dengan gerakan ini, nantinya mampu membawa dampak yang sangat luas, yang tidak hanya dari penguatan sisi kekuatan tanaman pangan tapi juga dari sisi penguatan ekonomi masyarakat. “Boleh dikatakan gerakan menanam untuk kemandirian ekonomi,” ujarnya.
Ia berharap agar program ini didukung penuh oleh pemerintah kabupaten-kota yang tentu tidak hanya dalam hal penyiapan lahan, sarana dan prasarana, tapi juga dari sisi penganggaran. “Selain dari Pemprov, daerah juga membantu melalui APBD-nya,” imbuhnya.