ABATANEWS, JAKARTA — Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) ikut turun tangan mendalami kasus tragedi Kanjuruhan. Menurut Komisioner Komnas HAM Choirul Anam telah mengumpulkan sejumlah bukti kunci, penyebab terjadinya kerusuhan yang menyebabkan 174 jiwa melayang (data BPBD Jawa Timur pukul 10.30 WIB).
Anam mengklaim, bukti yang telah dikumpulkan berupa video hingga voice note dari saksi yang berada di lokasi saat peristiwa.
“Kami mendapatkan beberapa keterangan fakta, ya termasuk kami mendapatkan berbagai video, voice note juga kami mendapatkannya, ini bekal bagi kami untuk turun ke lapangan, besok,” ujar Komisioner Komnas HAM Choirul Anam dalam keterangannya, pada Ahad (2/10/2022).
Baca Juga : Komnas HAM Tanggapi Proses Pembebasan Pilot Susi Air Phillip Mark Mehrtens
Anam mengaku mendapatkan video dan voice note tersebut saat berkomunikasi lewat udara dengan para suporter Arema. Bahkan berkomunikasi dengan Aremania yang turut mengantar jenazah ke pemakaman.
“Termasuk tadi kami berkonunikasi dengan teman-teman Aremania yang mengantarkan jebazah ke pemakaman,” kata Anam.
Anam mengatakan, temuan-temuan awal ini nantinya akan diperdalam lagi oleh Komnas HAM. Menurut Anam, tim investigasi Komnas HAM akan tiba di Malang pada Senin, 3 Oktober 2022 besok untuk mengusut tragedi Arema.
Baca Juga : Berikut Daftar 21 Stadion Yang Direnovasi Gunakan APBN, Nilainya Rp 2,87 Triliun
“Jadi kami tim akan turun ke Malang, Insya Allah besok sudah sampai di Malang. Ini bekal kami yang kami akan gunakan mulai besok di Malang,” kata Anam.
Komnas HAM menyatakan bakal mengusut dugaan pelanggaran HAM dalam penggunaan gas air mata saat melerai suporter Arema di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur.
Diduga, tewasnya ratusan orang pasca laga pertandingan Arema FC vs Persebaya itu karena sesak napas usai polisi menembakkan gas air mata. Berdasarkan aturan Federasi Sepakbola Internasional (FIFA), aparat penegak hukum tidak diizinkan untuk menggunakan gas air mata dalam stadion.
Baca Juga : Usai Jadi ‘Kuburan’, Renovasi Stadion Kanjuruhan Diharap Rampung Akhir Tahun 2024
“Kami sedang mendalami prosedur terkaut aturan FIFA atau PSSI dan sedang membicarakan proses pemantauannya. Semua (termasuk penggunaan gas air mata),” ujar Anam.
Komnas HAM menyayangkan terjadinya kerusuhan di Stadion Kanjuruhan yang menyebabkan ratusan orang meninggal dunia dan ratusan lainnya terluka. Komnas HAM menaruh perhatian serius terkait banyaknya korban berjatuhan ini.
“Kita menyayangkan tragedi ini. Mekanisme PSSI harus jalan maksimal. Perlu keterbukaan terkait apa yang terjadi. Terkait siapapun yang terlibat kekerasan harus ada penegakan hukum. Kami memberi perhatian kepada kasus ini,” tegasnya.