Selasa, 02 Desember 2025 18:10

KLHK Telusuri Jejak Kayu Hanyut, Delapan Perusahaan Dipanggil Terkait Banjir Sumut

KLHK Telusuri Jejak Kayu Hanyut, Delapan Perusahaan Dipanggil Terkait Banjir Sumut

ABATANEWS, JAKARTA — Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengungkap dugaan keterlibatan sejumlah perusahaan dalam memperparah banjir yang terjadi di Sumatra Utara.

Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq, mengungkapkan terdapat delapan perusahaan yang diduga beroperasi di area sensitif sekitar Daerah Aliran Sungai (DAS) Batang Toru. Perusahaan itu bergerak di sektor tanaman industri, tambang emas, hingga perkebunan sawit.

“Batang Toru ini memang DAS jadi kotanya Tapanuli Utara dan Tapanuli Tengah ini ada di sisi lembahnya. Kemudian dia curam, sementara di curamnya itu ada aktivitas, saya mencatat ada delapan entitas,” ujarnya kepada wartawan, Selasa (2/12/2025).

Baca Juga : Saatnya Amuk Alam Direspon dengan Taubat Nasional, Bukan Doa Nasional

Hanif menuturkan, indikasi tersebut menguat setelah KLHK melakukan analisa citra satelit yang memperlihatkan aktivitas di kawasan rawan. Sebagai tindak lanjut, Deputi Gakkum KLHK telah melayangkan panggilan resmi kepada delapan perusahaan tersebut pada Senin (8/12/2025).

Pemanggilan ini bertujuan mengklarifikasi temuan KLHK, terutama mengenai kayu-kayu yang hanyut saat hujan deras melanda wilayah Sumut.

“Kami minta mereka menjelaskan semua persoalannya termasuk menghadirkan citra satelit resolusi sangat tinggi pada saat kejadian supaya bisa membuktikan ini kayu itu dari mana asalnya sehingga citra satelit itu harus dibawa ke kita untuk kita rumuskan,” jelasnya.

Baca Juga : BMKG: Waspada Poteni Banjir dan Tanah Longsor di Enrekang, Luwu, Lurim, Lutra

Selain mengejar pertanggungjawaban hukum, Hanif juga menyinggung soal kelemahan deteksi dini bencana. Ia menilai perubahan iklim membuat kerentanan semakin tinggi, sementara kapasitas mitigasi masih terbatas.

“Bukan berarti kita tidak sedang berbela sungkawa, kita sangat berduka. Kami sangat menyesal tidak mampu memberitahu hal ini lebih lanjut kepada pemerintahan daerah sehingga menimbulkan korban jiwa,” ungkapnya.

“Ini juga ketidakmampuan kita mendeteksi potensi bencana yang terjadi akibat perubahan iklim ini,” tambahnya.

Penulis : Azwar
Komentar