Selasa, 28 Desember 2021 20:10

Ketum PSI Giring Rupanya Dua Kali DO dari Universitas Paramadina

Ketum PSI Giring Rupanya Dua Kali DO dari Universitas Paramadina

ABATANEWS, JAKARTA – Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Giring Ganesha rupanya pernah dua kali dipecat dari Universitas Paramadina.

Kabar ini muncul usai Giring melontarkan sindiran kepada Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan pada HUT ke-7 PSI beberapa waktu lalu.

Akun @EnggalPamukty yang pertama kali mengungkapnya di Twitter pada Senin (27/12/2021) kemarin. Seperti diketahui, Anies merupakan mantan Rektor Universitas Paramadina sebelum diangkat menjadi Menteri Pendidikan pada tahun 2014 lalu.

Baca Juga : MPR RI Akan Hubungi Anies dan Ganjar untuk Pastikan Hadiri Pelantikan Prabowo-Gibran

 

Wakil Rektor Universitas Paramadina Fatchiah Kertamuda membenarkan bila Giring pernah kuliah dan drop out (DO) sebanyak dua kali. Fatchiah mengatakan, pertama Giring masuk di Universitas Paramadina pada tahun 2002 lalu dan di-DO pada tahun 2011. Giring mengambil jurusan Hubungan Internasional.

Baca Juga : Jokowi Disambut Surya Paloh, Anies Kenakan Batik Saat Hadiri Kongres III NasDem

Kedua, kata Fatchiah, Giring kembali tercatat sebagai mahasiswa di jurusan yang sama pada tahun 2017.

“Memang mungkin alasannya seragam. Sehingga baru sesemester, tidak lagi aktif ya. Jadi akhirnya ada SK keluarlah semester genap 2020/2021 status pemberhentian dia sebagai mahasiswa,” ujar Fatchiah, seperti dikutip dari CNNIndonesia.com, pada Selasa (28/12/2021).

Data di https://pddikti.kemdikbud.go.id/ juga menunjukkan hal serupa. Berdasarkan penelusuran situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan itu, Giring sempat tercatat sebagai mahasiswa di tahun 2004 dan di-DO tahun 2011.

Baca Juga : PSI Sebut Kaesang Memang Tak Pernah Minat Maju Pilkada 2024, Percaya?

Setelah itu, tahun 2017 eks vokalis band Nidji itu kembali jadi mahasiswa di jurusan yang sama. Namun, tercatat cuti di semester 5 atau di tahun 2020.

Juru Bicara PSI Ariyo Bimmo mengaku heran banyak pihak menanggapi pidato Giring itu malah dengan menyerang masalah pribadi. Padahal, kata dia, seharusnya pihak yang tak setuju dengan pidato Giring itu bisa mendebat pernyataan tersebut.

“Saya heran mengapa tanggapannya menjadi ad hominem? Mengapa tidak didebat saja argumentasi PSI mengenai pemimpin 2024? Apakah ini karena apa yang disampaikan Giring tidak bisa dibantah sehingga harus masuk ke soal-soal seperti ini?” ujarnya. (*)

Komentar