Rabu, 01 November 2023 19:33

Ketum PERISAI Masih Buru Jawaban Ganjar Soal Pengakuannya di Podcast Deddy Corbuzier

Ketum PERISAI Masih Buru Jawaban Ganjar Soal Pengakuannya di Podcast Deddy Corbuzier

ABATANEWS, JAKARTA – Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Wanita Perisai, Megawaty, kembali mempersoalkan Ganjar Pranowo yang mengaku suka menonton video porno saat Podcast di Channel Youtube Deddy Corbuzer.

Sebelumnya, PP Wanita Perisai sempat menggelar Sayembara Nasional berupa lomba tulis, meme dan video pendek untuk merespon kontroversi pengakuan terbuka mantan gubernur Jawa Tengah tersebut.
Menurut Mega, isu kontroversial itu semakin penting untuk terus diangkat justru pada saat Ganjar sudah resmi diusung PDIP berpasangan dengan Mahfud MD, masing-masing sebagai capres dan cawapres.

Dalam keterangan persnya, pada Rabu (1/11/2023), Megawaty menegaskan, isu kontroversial tersebut harus tuntas. Karena itu, dirinya akan terus mempersoalkan isu itu sampai Ganjar benar-benar menjelaskan alasannya untuk sekaligus meminta maaf kepada publik.

Baca Juga : PDIP Umumkan Usungan di Pilgub Akhir Juli, Siapa Disiapkan Lawan Andi Sudirman?

Kenapa? Karena dia mengungkapkan pengakuannya itu dalam posisi sebagai pejabat publik, yang sudah pasti berimplikasi publik. Tepatnya, saat masih menjabat sebagai gubernur Jawa Tengah.

Dalam pandangan Megawaty, penjelasan tuntas soal dirinya suka menonton video porno dan diikuti permintaan maaf ini penting dilakukan untuk menjawab keraguan, minimal tanda tanya publik, terhadap kualitas mental dan moral dia.

“Saya kira ini ujian pertama dia sebagai calon pemimpin nasional. Kalau dia benar-benar mampu menjelaskan, baik secara etik, moral dan kultur sosial, disusul dengan permintaan maaf, pasti akan banyak orang yang simpati. Dan publik akan mengganjar dia sebagai pemimpin yang berintegritas tinggi, jujur, berjiwa besar, dan gentleman atas apa yang sudah diucapkannya itu,” katanya.

Baca Juga : Pembubaran TPN, Ganjar Tegaskan Bakal Jadi Oposisi Pemerintah

Sampai saat ini, lanjut dia, pengakuan Ganjar soal video porno itu masih terus menggelisahkan dirinya. Termasuk menggelisahkan banyak kaum ibu yang anak-anaknya sudah mulai melek internet dan sosial media.

“Kalau ini dibiarkan, saya khawatir pada saatnya pengakuan Ganjar itu akan dijadikan dasar yang melegitimasi, bahkan menjadi contoh buat anak-anak untuk menonton video porno. Lebih dari itu, bisa menjadi sinyal yang mengancam generasi muda karena dianggap sebagai bagian dari kampanye yang melegalkan pornografi,” tegasnya.

Sementara itu, kata dia, data Kemeninfo, ada 1,1 juta konten pornografi di internet sejak 2021. Dan dari Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, ada 66,6% anak laki-laki dan 62,3% anak perempuan di Indonesia yang menonton video porno.

Baca Juga : MK Kembali Beri Putusan Sidang Sengketa Pilpres, Giliran Gugatan 03 Ditolak 

Belum lagi, lanjutnya, jika berbicara efek dari pornografi itu. Bukan saja berdampak pada tindak perilaku kriminal seperti pemerkosaan dan pelecehan seksual seperti banyak diberitakan, juga berdampak buruk pada kesehatan.

Dalam konteks itulah, Megawaty juga meminta kepada Mahfud MD sebagai calon yang akan mendampingi Ganjar pada pertarungan Pilpres 2024 mendatang untuk memiliki tanggungjawab moral merespon hal itu sebagai salah satu isu besar nasional saat ini, yaitu pornografi.

“Sebagai cawapres yang juga tokoh muslim, Pak Mahfud, harus ikut membantu menjelaskan kepada publik, apa yang menjadi dasar Ganjar suka video porno. Apakah ada dalil dan ayatnya? Tapi, kalau Pak Mahfud menilai itu tidak benar dan tak sejalan dengan kultur sosial dan agama kita, sampaikan juga kepada publik,” tandasnya.

Baca Juga : Ganjar Tak Mau Jadi Menteri di Kabinet, Gibran: Yang Menawari Siapa?

Megawaty mengaku tidak mudah buat Mahfud untuk merespon isu ini. Pertama, saya pastikan Pak Mahfud tak akan menemukan dalil baik hadist maupun ayat Al-Quran yang membenarkan dan membolehkan nonton video porno. Kedua, lebih karena posisinya sebagai cawapresnya Ganjar tak mungkin berani kritis kepadanya.

Penulis : Azwar
Komentar