ABATANEWS – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyalurkan bantuan layanan pendidikan ke korban erupsi gunung Semeru. Ini dilakukan agar proses pembelajaran di sana bisa tetap berjalan.
Sekretaris Jenderal Kemendikbudristek, Suharti mengatakan, pemerintah telah mengaktifkan Pos Pendidikan sebagai sarana koordinasi penanganan darurat bidang pendidikan. Selain itu, turut mendirikan tenda-tenda kelas pembelajaran darurat di 14 titik pengungsian.
Tenda kelas darurat ini, digunakan bagi pembelajaran kolaboratif peserta didik semua jenjang pendidikan. Mulai dari PAUD, SD dan SMP.
Baca Juga : IGI, AKSI, dan APSI Tolak Ujian Nasional Hadir Kembali
“Proses pembelajaran pada wilayah terdampak bersifat situasional dan kondisional sehingga pelaksanaan pembelajaran menggunakan mekanisme pembelajan darurat dengan model pembelajaran kolaboratif,” tutur Suharti, Sabtu kemarin.
Sebelumnya, Kemendikbudristek telah mengirimkan 2.223 paket perlengkapan belajar siswa yang dikoordinasikan LPMP Jawa Timur. Santunan juga diberikan bagi keluarga peserta didik yang dinyatakan meninggal.
Baca Juga : Evaluasi Kebijakan Pendidikan, Wapres Gibran Soroti Zonasi Hingga Perlindungan Guru
Dalam bencana ini, ada 6 siswa meninggal dari data yang dihimpun per 14 Desember 2021. Sementara diketahui, erupsi Gunung Semeru turut mengakibatkan satu sekolah rusak berat, lima rusak ringan, 19 terdampak debu, dan mewajibkan 2.558 siswa serta 194 guru harus mengungsi.
“Pelaksanaan Penilain Akhir Semester (PAS) pada sekolah wilayah terdampak juga tentu bersifat kondisional, boleh dilaksanakan atau susulan,” pungkas Suharti.