Selasa, 26 April 2022 15:08

Kemenag Beri Sinyal, Hampir Pasti 1 Syawal 1443 H Jatuh pada 2 Mei

Pemantauan Hilal di Rooftop Mall GTC Tanjung Bunga Makassar beberapa waktu lalu. (Foto: Dok. Abatanews)
Pemantauan Hilal di Rooftop Mall GTC Tanjung Bunga Makassar beberapa waktu lalu. (Foto: Dok. Abatanews)

ABATANEWS, JAKARTA – 1 Syawal 1443 Hijriah hampir dipastikan jatuh pada tanggal 2 Mei 2022. Dengan begini, hampir pastinya juga, mayoritas masyarakat Indonesia akan melaksanakan lebaran Idulfitri 1443 H di hari yang sama.

Ormas Muhammadiyah juga telah menetapkan, bila 1 Syawal akan jatuh pada tanggal 2 Mei. Sementara, pihak Kementerian Agama juga menyebut, pada tanggal 1 Mei malam, hilal di Indonesia diprediksi telah memenuhi syarat.

Kendati demikian, Kemenag belum bisa memastikan. Pasalnya, pihak Kemenag mesti melakukan sidang Isbat terlebih dahulu pada tanggal 1 Mei.

Baca Juga : Kemenag Klarifikasi Soal Isu Nikah di Hari Libur Dilarang

Ada 99 titik lokasi di Indonesia yang dijadikan sebagai lokasi pengamatan oleh Kemenag untuk menentukan hilal.

Dirjen Bimas Islam Kemenag, Kamaruddin Amin menyatakan, secara hisab posisi hilal di Indonesia saat sidang isbat awal Syawal 1443 H mendatang, sudah memenuhi kriteria baru yang ditetapkan MABIMS (Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura).

“Di Indonesia, pada 29 Ramadan 1443 H yang bertepatan dengan 1 Mei 2022 tinggi hilal antara 4 derajat 0,59 menit sampai 5 derajat 33,57 menit dengan sudut elongasi antara 4,89 derajat sampai 6,4 derajat,” jelas Kamaruddin di Jakarta, seperti dikutip dari situs resmi Kementerian Agama.

Baca Juga : Seleksi CPNS Kemenag, 8.744 Pelamar Diterima Sanggahannya

“Artinya, secara hisab, pada hari tersebut posisi hilal awal Syawal di Indonesia telah masuk dalam kriteria baru MABIMS,” imbuh Kamaruddin.

Menurut kriteria baru MABIMS, imkanur rukyat dianggap memenuhi syarat apabila posisi hilal mencapai ketinggian 3 derajat dengan sudut elongasi 6,4 derajat. Kriteria ini merupakan pembaruan dari kriteria sebelumnya, yakni 2 derajat dengan sudut elongasi 3 derajat yang mendapat masukan dan kritik.

Kamaruddin menambahkan, Pemerintah Indonesia akan menyelenggarakan Sidang Isbat, dengan menggunakan metode hisab dan rukyat, di mana posisi hilal Syawal akan dipresentasikan oleh Tim Unifikasi Kalender Hijriyah yang selanjutnya menunggu laporan rukyat dari seluruh Indonesia.

Baca Juga : Momentum Maulid Nabi, Menag Ajak Masyarakat Teladani Sifat Rasulullah

“Rukyat digunakan sebagai konfirmasi terhadap hisab dan kriteria yang digunakan. Kedua hal yaitu hisab dan konfirmasi pelaksanaan rukyatul hilal akan dimusyawarahkan dalam sidang isbat untuk selanjutnya diambil keputusan awal Syawal 1443 H,” jelasnya.

Penulis : Imam Adzka
Komentar