Jumat, 28 Mei 2021 14:14

Kematian Akibat Corona Melonjak, Petugas Pemakaman Malaysia Kewalahan

Kematian Akibat Corona Melonjak, Petugas Pemakaman Malaysia Kewalahan

ABATANEWS – Setelah menerapkan lockdown, Malaysia tengah menghadapi kenaikan kasus kematian Covid-19. Para petugas pemulasaran jenazah pun semakin kewalahan memakamkan jenazah secara Islam.

Kasus yang terjadi di Malaysia saat ini disebut yang terparah sejak awal pandemi tahun lalu.

Skuad Pengurusan Jenazah Malaysia (SPJM) merupakan regu pemulasaraan jenazah yang menangani pemakaman korban COVID-19. Dalam melaksanakan tugasnya, mereka dibalut dengan Alat Pelindung Diri (APD) demi mengamankan mereka dari risiko keterpaparan.

Baca Juga : Viral Lagu Malaysia “Hello Kuala Lumpur” Mirip “Halo-Halo Bandung”, Netizen: Ini Jelas Jiplak

Ketua SPJM, Muhammad Rafieudin Zainal Rasid, mengatakan bahwa regunya menangani jenazah sekitar 30 kali lebih banyak dibandingkan tahun lalu.

Satu tim yang berlokasi di Kuala Lumpur, menurut Rasid, bisa memakamkan dua hingga tiga jenazah per harinya.

“Sebelum ini, tiap bulannya hanya sekitar satu hingga tiga kasus, tetapi sekarang kami menangani dua hingga tiga kasus dalam satu hari,” ujar Rasid, seperti dikutip dari Reuters.
Para relawan SPJM pertama mempersiapkan jenazah yang akan dimakamkan dari kamar mayat rumah sakit.

Baca Juga : Ahmad Dhani Tuai Hujatan Usai Sebut K-Pop Seperti Wabah Covid-19

Usai melakukan pemakaman, mereka akan mendoakan jenazah secara Islam dalam lantunan doa dan lafaz Allah, dan terkadang juga didampingi dengan anggota keluarga jenazah yang diberikan APD.

Tetapi, bagi Rasid, tingginya kematian akibat COVID-19 dalam beberapa waktu terakhir ini mempersulit mereka dalam memakamkan jenazah dalam kurun waktu 24 jam.

Dalam Islam, jenazah harus dimakamkan dalam waktu 24 jam sejak dirinya dinyatakan meninggal dunia.

Baca Juga : Pemerintah Indonesia Resmi Cabut Status Pandemi COVID-19

“Jika ada lebih dari 10 kasus hari ini di lahan pemakaman yang sama, untuk menyelesaikan prosesnya, bisa mencapai dua hingga tiga [hari],” papar Rasid.

“Kami khawatir risikonya akan lebih berbahaya bagi kami semua yang terpapar, mengingat kami adalah pihak yang menangani jenazah,” ungkapnya.

Malaysia pada Kamis (27/5) melaporkan penambahan kasus harian hingga 7.857 kasus dan 59 kematian. Meskipun total kasus Malaysia tak setinggi negara-negara tetangganya, rasio infeksi mereka adalah yang tertinggi di Asia Tenggara.

Baca Juga : Polda Sulsel Bongkar Kasus Peradangan Orang ke Malaysia

Menurut data publik yang disajikan, rasio infeksi COVID-19 mereka mencapai 16 ribu per 1 juta kasus.

Komentar