Sabtu, 13 November 2021 11:12

“Kelaparan Melanda Negara Ini” WHO Ungkap Fakta Mengerikan di Afghanistan

[Antara/Reuters/Stringer/FOC/djo]
[Antara/Reuters/Stringer/FOC/djo]

ABATANEWS – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan sekitar 3,2 juta anak di Afghanistan menderita kekurangan gizi akut hingga akhir tahun ini. 1 juta di antaranya berisiko meninggal dunia karena penurunan suhu.

Sektor kesehatan di negara itu sangat terpukul, dengan banyak petugas kesehatan melarikan diri karena gaji yang belum dibayar.

“Ini perjuangan berat karena kelaparan melanda negara ini. Dunia tidak boleh mengabaikan Afghanistan,” kata juru bicara WHO Margaret Harris kepada wartawan yang berbasis di Jenewa yang dikutip dari JPNN.com.

Baca Juga : RS Indonesia Dikoyak Bom Tentara Israel, WHO Minta Dunia Tak Berpangku Tangan

Di Afghanistan, suhu malam hari turun di bawah nol derajat Celcius dan suhu yang lebih dingin diperkirakan membuat orang tua dan muda lebih rentan terhadap penyakit lain, kata Harris.

Di beberapa tempat, orang-orang menebang pohon untuk menyediakan bahan bakar bagi rumah sakit di tengah kelangkaan yang meluas.

Harris tidak memiliki angka untuk jumlah anak yang telah meninggal karena kekurangan gizi tetapi menjelaskan tentang “bangsal yang penuh dengan anak-anak kecil”, termasuk dengan bayi berusia tujuh bulan yang ia sebut “lebih kecil dari bayi yang baru lahir”.

Baca Juga : Makassar Target Kota Pertama Masuk Jejaring ‘Kota Sehat’ WHO Asia Tenggara

Kasus campak meningkat di Afghanistan dan data WHO menunjukkan 24.000 kasus klinis sejauh ini telah dilaporkan.

“Untuk anak-anak yang kekurangan gizi, campak adalah hukuman mati. Kita akan melihat lebih banyak kematian jika kita tidak bergerak cepat,” kata Harris.

Badan-badan bantuan telah memperingatkan adanya kelaparan karena kekeringan seiring kegagalan ekonomi menyusul penarikan dukungan keuangan dari Barat, setelah Taliban mengambil alih kekuasaan di Afghanistan pada Agustus lalu.

Baca Juga : Ini Aturan Baru Covid-19 dari WHO

 

Komentar