ABATANEWS, JAKARTA – Kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump soal kenaikan tarif barang masuk ke negaranya berdampak besar ke negara lain. Termasuk Indonesia, yang justru berpotensi terjadinya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) secara massal.
Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) yang juga Presiden Partai Buruh Said Iqbal mengatakan sebelum Idulfitri 1446 H, tim KSPI dan Partai Buruh juga sudah menemukan fakta di lapangan. Dimana sejumlah perusahaan berada dalam kondisi goyah dan sedang mencari format untuk menghindari PHK.
“Ironisnya, hingga saat ini, belum ada langkah konkret dari pemerintah untuk mengantisipasi dampak kebijakan tarif S tersebut. Tidak ada kepastian atau strategi nasional yang disiapkan untuk mencegah pengurangan produksi, penutupan perusahaan, atau PHK massal,” kata Said Iqbal dalam konvergensi pers secara daring dikutip Minggu (6/4/2025).
Baca Juga : Bertemu di Malaysia, Presiden Prabowo dan Anwar Ibrahim Bahas Dampak Kebijakan Donald Trump
Diketahui, Indonesia sendiri dikenakan m tarif sebesar 32 persen oleh Presiden Donald Trump. Hal ini membuat barang produksi Indonesia jadi lebih mahal di pasar AS.
Namun, akan ada konsekuensi permintaan menurun, produksi dikurangi, dan perusahaan terpaksa melakukan efisiensi, termasuk PHK. Terutama perusahaan-perusahaan yang bergerak di sektor tekstil, garmen, sepatu, elektronik, dan makanan-minuman yang umumnya adalah milik investor asing, bukan domestik.
“Karena itu, jika situasi ekonomi tidak menguntungkan, investor asing dengan mudah bisa memindahkan investasinya ke negara lain yang memiliki tarif lebih rendah dari Amerika,” ujarnya.
Baca Juga : Ratusan Ribu Warga AS Tolak Kebijakan Trump, Elon Musk Dianggap Penjahat Kejam
Ia meminta agar pemerintah harus segera melakukan re-negosiasi perdagangan dengan AS. Salah satu opsi yang bisa dilakukan adalah mengganti bahan baku dengan produk dari AS, seperti kapas.
“Karena ini bisa membuka peluang pengurangan tarif. Selama ini, Indonesia banyak menggunakan kapas dari Tiongkok dan Brasil, padahal jika menggunakan bahan baku dari Amerika, tarif bisa lebih ringan,” pungkasnya.