ABATANEWS, MAKASSAR — Ketua DPD II Golkar Soppeng, Andi Kazwadi Razak mempertanyakan keputusan DPD I Golkar Sulsel yang mengusulkan nama Suwardi Haseng sebagai bakal calon usungan Partai Golkar di Pilkada Soppeng 2024 mendatang.
Ada sejumlah alasannya mengapa tidak setuju dengan keputusan DPD I Golkar Sulsel. Pertama, ia menegaskan, DPD II Golkar Soppeng tak pernah dilibatkan dalam pembahasan terkait calon pengusulan jagoan Golkar di Pilkada Soppeng 2024.
“Saya tidak tahu mekanismenya (pengusulannya) seperti apa? Kami tidak pernah diajak bicara (oleh DPD I),” kata Kazwadi, saat ditemui di Makassar, pada Jumat (23/11/2023) malam.
Baca Juga : Empat Pimpinan DPRD Makassar Periode 2024-2029 Resmi Dilantik
Bupati Soppeng dua periode itu juga menegaskan, bila ada informasi yang menyatakan bahwa Golkar Soppeng telah melakukan rapat pleno terkait keputusan pengusulan itu, maka dipastikan hoaks.
“Bohong itu kalau ada di Soppeng (pleno pengusulan calon bupati). Bohong,” tegasnya.
Kaswadi menyatakan, mestinya DPD I Golkar Sulsel meminta pertimbangan kepada DPD II Golkar Soppeng, sebelum mengambil keputusan. Sebab, DPD II dianggap lebih paham dan lebih tahu kondisi wilayah dan internal partainya di daerah tersebut.
Baca Juga : Golkar dan PPP Bergabung Dalam Satu Fraksi di DPRD Parepare
“Sangat menyesalkan itu. Bukan cuma sekali, tapi seribu kali penyesalan. Saya ini benteng terkahir Partai Golkar. Saya ini tidak mau ada orang-orang yang seenaknya memanfaatkan Partai Golkar. Bagi saya, kurang ajar namanya itu,” tegas Kaswadi.
Terlebih lagi, lanjut Kaswadi, pihaknya mengetahui usulan DPD I Golkar Sulsel soal bakal calon usungan bupati itu lewat informasi dari media massa dan media sosial.
“Ini bukan tukang sapu yang mau diusulkan jadi cleaning service, tapi ini adalah kepala daerah yang bertanggung jawab yang mana nantinya diberi kepercayaan,” katanya.
Baca Juga : Golkar Mulai Panaskan Mesin Partai untuk Fauzi-Ajie di Pilkada Luwu Utara
“Tiba-tiba ada nama yang diusulkan jadi calon bupati. Memangnya dia punya partai golkar?,” imbuhnya.
Alasan lainnya ialah, kata Kaswadi, mengapa harus Suwardi. Menurut Kaswadi, Anggota DPRD Sulsel itu tidak pernah punya kontribusi nyata untuk Golkar Soppeng sejauh ini.
“Sejak saya menjadi Ketua DPD II, tidak pernah itu nama yang dimaksud berkontribusi kepada partai. Dia tidak pernah mengikuti kegiatan partai di Golkar sejak menjadi anggota DPRD provinsi. Tidak pernah juga melibatkan kader-kader DPD II dalam agendanya. Kalau reses, tidak pernah juga dia ke kantor Golkar Soppeng,” papar Kaswadi.
Baca Juga : Taufan Pawe Coret Nama Kadir Halid Jadi Kandidat Wakil Ketua DPRD Sulsel
Selain itu, bagi Kaswadi, Suwardi dianggap tidak mau membesarkan partai. Sebab, ia memilih tak maju lagi sebagai calon anggota legislatif di Pileg 2024.
“Seandainya dia mau membesarkan partai, dia pasti masuk caleg lagi. Tapi kenapa dia tidak masuk? Artinya dia tidak mau membesarkan partai. Dan dengan mudahnya diusulkan oleh Golkar. Kan seharusnya dia melanjutkan calegnya ini. Lalu kita lihat, mampu tidak (duduk lagi)?,” ucapnya.
Terakhir, Kaswadi mengaku telah melayangkan protes kepada Mahkamah Partai Golkar terkait keputusan tersebut. Ia pun kini menanti jawaban dari Mahkamah Partai Golkar sebelum menempuh langkah selanjutnya.
Baca Juga : Taufan Pawe Ancam Pecat Nurhaldin dari Golkar, Eks Wakil Bappilu: Jangan Tambah Musuh
“Jangan merusak nama Partai Golkar dan semua orang, jangan coba-coba memanfaatkan Partai Golkar. Bagi saya itu kurang ajar dan saya siap lawan,” kata Kaswadi berapi-api.